31/03/2024

Hati-hati

Kemarin, salah satu tetangga bercerita tentang adanya kabar yang memprihatinkan. Salah satu tetangga kami menjadi korban copet saat beliau berbelanja jajanan. Lalu cerita itu merembet pada cerita adanya korban-korban kejahatan lain seperti tidak amannya ibu-ibu memakai kalung emas menyapu di halamannya sendiri, serta adanya curanmor. Mereka bilang, "Mendekati lebaran, banyak maling berkeliaran." 

Sebenarnya, sikap 'hati-hati' tidak hanya perlu kita lakukan untuk menjaga harta benda kita, tapi juga pada aktivitas kita menjelang berakhirnya ramadan. Lihat saja tantangan menjelang akhir ramadan yang datang bertubi-tubi, mulai adanya ajakan bukber (buka bersama), hingga promo sale mall dan supermarket.

30/03/2024

Nge-war Labkom

Hari ini hanyalah satu hari di akhir pekan. Bukan hari terakhir sebelum liburan menjelang lebaran. Bahkan "hawa-hawa"-nya lebaran liburnya hanya sedikit saja. Mau merutuk dan mendoakan hal buruk untuk jajaran dinas plus bupati Sidoarjo rasanya kurang pantas. Bukankah doa itu akan terpantul? Jadi perlu doa yang baik-baik saja seperti kesehatan dan kualitas libur yang maksimal bersama keluarga dan kerabat. 

Di hari akhir pekan ini, saya masih ada jam mengajar. Tentu mengajar informatika sangat terfasilitasi kalau menggunakan labkom. Lebih-lebih saat materinya praktik. Labkom sangat bermanfaat untuk membantu siswa/i mengoperasikan komputer dengan jaringan internetnya. Apalagi saya mengajar kelas reguler (bukan kelas percepatan) di mana latar belakang ekonomi siswanya beragam, baik siswa yang diterima lewat jalur zonasi maupun jalur affirmasi. Artinya siswa/i tersebut ada yang berasal dari keluarga berkecukupan, dan tidak sedikit dari keluarga tidak mampu. Dengan demikian, mengajak mereka ke labkom lebih saya sukai dibanding harus berkata "Silakan membawa laptop di pertemuan selanjutnya, bagi yang punya di rumah." 

Labkom di sekolah kami ada 3, salah satunya digunakan untuk guru dan jumlah komputernya kurang memenuhi kebutuhan siswa satu kelas. Satu kelas siswa sekitar 35 untuk jenjang kelas 9, dan kelas 7 rata-rata 36-37 siswa. Hanya 2 labkom lain yang bisa digunakan siswa dengan jumlah sekian.

Secara kasat mata, sebenarnya keren sekali sekolah sudah punya sekian labkom. Masalah muncul saat dalam sehari ada 3-4 guru informatika ingin menggunakan labkom. Tentu komunikasi diperlukan saat ingin menggunakan labkom. 

Sebenarnya, dari dua labkom yang berkapasitas besar salah satunya berkualitas "nyaman". Dalam artian, 4 AC-nya bisa digunakan (dingin), lampu labkom semua berfungsi dengan baik, dan kabel HDMI untuk layar LCD sudah terpasang. Singkat kata, labkom ini menjadi incaran banyak guru. Berbeda dengan labkom terakhir, ruangannya memang lebih luas tetapi bekas lab IPA. AC-nya tidak terlalu dingin dan siapapun yang ingin menggunakan semua AC-nya (ada 3 AC) harus memperhatikan berapa banyak listrik yang dipakai untuk menyalakan elektronik dalam ruang-ruang dengan jalur listrik si labkom ini. Maksudnya, bila dua labkom sebelah sudah menyala seluruh ACnya, atau kombinasi dari ruang-ruang ini dipakai: ruang pertemuan dipakai-ruang agama non islam-ruang musik, labkom terakhir ini harus mengalah menyalakan 2 AC saja. Lampu labkom ini juga tidak seterang labkom incaran, bahkan sering mati sendiri. Awal saya menggunakan labkom ini, saya kaget dan merasa ada yang 'ngerjain', tapi saya sudah sering pasrah atas kondisinya demi bisa pakai komputer dan internet dalam pembelajaran. Murid-murid kelas saya yang sering saya bawa ke sini pun juga sudah terbiasa, kecuali murid kelas lain (murid bimbingan) yang menemui saya di sini -- dia semacam heran saat saya kerja di tempat seperti itu. Kelebihannya, LCD di labkom ini sudah terpasang di atas dan terhubung dengan kabel VGA, saya hanya perlu membawa kabel HDMI untuk menghubungkan LCD ke laptop saya. Selain itu, tempat ini juga bisa nyaman dibuat "semedi", saya pernah mengerjakan sesuatu yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan Alhamdulillah tidak diganggu siapapun juga (baik manusia ataupun yang tak kasat mata, semoga yg terakhir ini sampai kapanpun tetap tidak gangguin).

Kembali ke masalah berebut labkom. Ternyata... tidak semua guru "oke" menggunakan labkom terakhir. Mereka lebih "nge-war" untuk mendapatkan labkom "nyaman". Idealnya beberapa dari mereka janjian untuk pakai labkom yang mana. Sayangnya... saya sering meruntuhkan keidealan itu. Beberapa kali saya langsung masuk labkom itu, menginformasikan murid kelas saya (biasanya kelas 9 saat pakai lab itu) agar segera ke lab, dan sering lupa untuk mengabari rekan yang lain untuk memakai lab "nyaman" itu. Hasilnya .... Tentu salah satu dari beberapa orang yg "janjian itu" kecewa berat karena tidak bisa pakai labkom "nyaman". Semacam, saya ngga ikut janjian, tapi ikut pakai labkom itu dengan cara langsung datang ke TKP mendahului kedatangan mereka semua. Maaf ya 😅. Saya pun baru tahu kalau ada yg sudah janjian dulu. Dengan adanya saya, rasanya memanfaatkan labkom sudah semacam nge-war labkom saja. 

Memang idealnya, wa grup itu dipakai untuk menulis pesan, saling janjian, tapi... saya sering melupakan itu dan seringkali kaki saya bergerak lebih cepat daripada jemari saya. Maaf 😆🙏

29/03/2024

3 days left

Tiga hari lagi bulan Maret akan berakhir, dan saya berencana akan mengakhiri misi menulis blog tiap hari pada bulan ini menjadi beberapa hari sekali, atau beberapa minggu sekali, entahlah... masih tentatif. Maklum, saya juga ingin memaksimalkan ibadah ramadan menjelang lebaran. Selain itu saya juga merasa perlu jeda untuk mencari ide menulis artikel "beneran". 😁 

Sebenarnya hari ini saya ingin menuliskan tentang "Cara menghadapi orang yang iri dengan kita". Lebih-lebih bahasan ini cukup penting untuk membekali diri mempersiapkan even silaturahim sekitar lebaran disamping pertanyaan yang umum didengar seputar kata tanya "kapan". Salah satu contohnya adalah "Kapan nikah?"😅

28/03/2024

Kekonsistenan profesi

Tadi, saat saya pulang dari sekolah... ban motor saya menunjukkan tanda-tanda bocor. Kempes, tapi tetap saya naiki motor saya sampai menemukan tukang ban yang letaknya lumayan jauh bila ditempuh dengan cara mendorong motor. Setelah dicek oleh seorang ahli tambal ban, benarlah dugaan saya bahwa ban tersebut bocor. "Bocor alus," ujar si ahli tambal ban.

Melihat tukang tambal ban bekerja, saya teringat banyak orang sejenis tetap setia dengan pekerjaannya. Maksudnya, ada orang-orang tertentu yang tetap bekerja di bidang yang sama dalam waktu yang lama. Saya belum pernah bertanya pada mereka yang bekerja demikian alasan apa yang membuat mereka tetap melakukan profesinya bertahun-tahun tanpa beralih menjadi seseorang yang berprofesi lain. Hanya saja... saya melihat orang-orang demikian konsisten bekerja di bidang yang sama.

27/03/2024

Nasib para buku

Belum genap 10 tahun saya menemukan "circle" atau orang-orang yang suka baca di instagram. Akan tetapi saya bersyukur sudah mencoba membuat akun di aplikasi itu yang memberikan kesempatan saya mengenal beragam genre buku, khususnya fiksi. Maklum, di dunia nyata... saya tidak banyak bertemu pembaca buku. Beberapa teman kuliah saya juga suka buku, tapi tidak banyak rekan kerja yang pembaca buku.

Keluarga saya pembaca buku, tapi tidak semua. Ayah saya suka baca, tetapi saya mengenal banyak bacaan dari kakek saya--ayahnya ibu saya. Lebih tepatnya, saya tahu buku-buku Hamka dari koleksi beliau dengan ejaan lama. Kurang lebih 3 tahunan saya tinggal bersama kakek nenek saya ketika saya mengenyam sekolah dasar+diniyah di tingkat akhir, dan pulang ke rumah orang tua saya saat sabtu sore. Selama itulah saya yang punya jiwa "kepo" suka mencari bacaan anak-anak seperti majalah mentari dan komik lawas nabi-nabi --yang saya lupa penerbitnya-- di antara buku-buku Islam yang susah saya mengerti saat itu. 

26/03/2024

Keinginan yang terkabul

Perkara keterkabulan keinginan sebenarnya sifatnya misterius. Saya makin menyadari hal ini setelah "perjalanan istimewa". Tentu apa yang saya tuliskan ini subjektif, apalagi saya hanya sekali saja melakukan perjalanan istimewa ini. Beda lagi bila tulisan ini disusun oleh orang yang berkali-kali ke baitullah atau bahkan tinggal di sekitar sana sehari-harinya seperti halnya para tour leaders dan muthawif

Dari sekian doa yang saya panjatkan di baitullah, saya merasakan ada doa-doa yang terkabul secara instan, ada yang ditunjukkan keterkabulannya setelah sekian waktu, dan ada yang terasa keterwujudannya dalam bentuk lain yang belum mampu saya kenali apa wujudnya. Untuk yang terakhir ini tentu tatarannya dalam bentuk keyakinan. Semacam, saya yakin Allah mendengar doa saya, hanya saja Allah memberikan apa yang saya minta dalam wujud lain atau sesuatu yang lebih baik dari sekadar apa yang saya mohonkan. Wallahualam

25/03/2024

Pelajaran Favorit

Hampir semingguan ini, saya memberikan tugas projek kepada beberapa kelas di semester 2 berkaitan dengan Bab Analisis Data. Dari sebuah kelas, saya memperoleh kesimpulan sementara bahwa pelajaran-pelajaran yang menurut saya menarik tidak menjadi pelajaran favorit para siswa. 😂

24/03/2024

Couple goals

Sebenarnya, saya sudah merasa senang dengan eksplore instagram saya akhir-akhir ini. Setelah saya menyadari isi eksplore instagram terpengaruh atas apa yang disukai atau diikuti oleh orang-orang yang saya follow, saya lebih sering memfilter ulang sesiapa saja yang perlu saya follow di instagram. Akhirnya saya mendapatkan banyak rekomendasi akun yang bisa saya follow atau sekadar dilihat-lihat. Sayangnya, saya melupakan yang namanya tren 😅. Tentu saja tren bisa menarik banyak orang untuk menyukai atau bahkan memfollow konten kreator tertentu, yang hasilnya bisa muncul di eksplore instagram saya. Salah satu tren yang muncul akhir-akhir ini adalah reels dengan lagu "Kita bikin romantis". Uhuk. 

Seperti judul lagunya, isi reelsnya jelas mendukung si lagu. Tentang sepasang manusia yang bergandengan tangan, atau saling tersenyum satu sama lain. Rata-rata pasangan dalam reels ini sudah menikah. Keduanya terlihat memakai pakaian yang "islami", seperti berhijab, berjubah, tidak jarang juga perempuannya bercadar... dan membuat saya merasa "wih kayaknya nih pasangan cocok banget ya, baju-bajunya selaras, sama-sama good looking, dan sepertinya amat sebanding lah background agamanya". Pantas saja yang nge-like banyak, followernya banyak, postingannya pun sering membahas cinta setelah menikah dan sejenisnya. Pokoknya "couple goals" bangetlah terlihat serasi, romantis, dan cocok sebagai bahan menyemai angan-angan untuk menjadi pasangan yang seperti itu. Singkat kata, saya mudah saja menilai pasangan-pasangan tersebut bisa menjadi sosok "couple goals" berdasarkan dugaan saja, saya tidak tahu kenyataannya. Apa yang terlihat mata tak selamanya bernilai benar, kan? 😃

23/03/2024

Waktu dalam sehari

Ada yang bilang lama pendek waktu adalah relatif. Saya lupa sumbernya. Yang jelas... kalau orang sedang "ngga ngapa-ngapain" akan merasa perubahan jam tertentu ke jam yang lain bisa terasa lama dalam sehari, berbeda dengan orang yang sedang mempunyai banyak aktivitas dalam sehari. Orang demikian pasti merasa sehari tidak cukup 24 jam.

Sepertihalnya saat ramadan, saya sebenarnya penasaran tapi enggan menanyakan ke orang-orang tentang bagaimana waktu ramadan mereka dibanding dengan waktu di luar ramadan. Dugaan saya ... ramadan merupakan masa dengan kepadatan aktivitas yang tinggi dibanding selain ramadan. Itu dugaan saya... kenyataannya... saya belum berkenan menanyakan ke banyak orang karena jawabannya akan sangat relatif dan bisa menumbuhkan aktivitas curcol. Iya kalau pembicaraannya positif, kalau malah mengajak adu nasib ya sebaiknya dihindari sejauh mungkin.😅

22/03/2024

Lindu

Nanti sore sekitar jam 4, para guru dan karyawan akan melaksanakan rapat dinas dan dilanjutkan acara buka puasa bersama di sekolah. Sebagian besar guru dan karyawan pulang lebih awal beberapa saat setelah murid pulang, tetapi saya memutuskan untuk tetap stay di sekolah. Maklum, saya merasa mager untuk balik ke sekolah kalau sudah pulang ke rumah. Saya memilih untuk membawa baju ganti dan keperluan lain sambil menyusun kisi-kisi ujian tulis dan persiapan supervisi esok hari. Lumayan, saya akan berusaha produktif  untuk 3-4 jam ke depan. 😃

Nah, ketika beberapa ibu guru  menyapa saya sambil menyarankan menata kursi di ruang guru agar bisa dipakai saya tidur siang... kami dikejutkan dengan adanya lindu. Tepatnya, beberapa menit sebelum azan salat zuhur berkumandang. Badan saya tidak merasakan getaran apa-apa dengan posisi duduk, tapi saya melihat cermin persegi panjang yang tergantung di dinding berayun ke kanan dan ke kiri. Ibu-ibu yang tadi menyapa saya lebih histeris lagi. Mereka merasakan goyangan dalam posisi berdiri. Otomatis, mereka berteriak dan menyuruh saya segera keluar dari ruang guru. Saat berada di luar ruang guru dan masih berada di selasar gedung pun .... saya masih mendengar teriakan agar segera bergeser ke ruang terbuka, asal tidak di bawah bangunan. Kemudian saya pun teringat ada keluarga saya di rumah. Saat membuka wa, ternyata grup alumni rekan kuliah pun ramai tentang berita Gempa di Tuban dan dampaknya terasa di hampir seluruh Jawa Timur. Alhamdulillah, kondisi keluarga di rumah dan teman-teman saya di grup wa aman semuanya.

21/03/2024

Random Things

Hari ini saya bingung akan menuliskan apa. Di satu sisi saya ingin menuliskan cara mencari ide untuk menulis cerita memanfaatkan chat gpt dan sejenisnya. Bahasan ini muncul saat saya selesai berkonsultasi masalah materi HTML pada koordinator mapel, dan beliau bercerita tentang ingin membuat komik lalu berakhir dengan sharing pengalaman beliau tentang hasil karya menggunakan chat gpt dan bing. Jelas saja pembicaraan itu menarik karena saya ingin mencoba seberapa "oke" chat gpt untuk menghasilkan ide-ide menulis yang orisinal dan kreatif. Memang masalah orisinal masih dipertanyakan, hanya saja... saya berharap bakal muncul ide-ide yang belum pernah saya pikirkan atau baca setelah menggunakan chat gpt. Di sisi lain, saya harus memanfaatkan waktu yang pendek untuk menulis di blog ini dan segera beralih mengerjakan hal lain. Salah satu sebab ketergesaan ini adalah charger laptop saya ketinggalan di sekolah, padahal baterai laptop ini tinggal setengah saja. 

Agaknya keteraturan saya menjaga barang kembali "teruji". Mulai dari raibnya segenggam spidol papan tulis beberapa warna yang sudah saya kareti, lalu entah dimana kacamata antiradiasi saya (semoga di meja ruang guru), dan terakhir charger laptop saya (semoga ada di labkom 1) yang tadi sempat saya gunakan untuk men-charge laptop saat mencetak lembar telaah soal untuk persiapan ASAJ. Mungkin ini pertanda fokus saya mulai menurun. Bisa juga karena dosa saya terlalu banyak, makanya bisa jadi orang pelupa.😅

Astaghfirullahaladzim

20/03/2024

PPT

Tidak menyangka, beberapa waktu lalu viral masalah perburuan takjil. Tidak hanya warga muslim saja, tetapi warga non muslim juga suka "berburu" takjil. Mulai dari takjil yang dibagikan secara gratis oleh pihak-pihak tertentu, sampai sengaja mengantri membeli di pedagang-pedagang takjil. Sampai-sampai kejadian persaingan mendapatkan takjil ini memunculkan beragam parodi balas dendam atas perayaan agama lain. Misalnya parodi memborong telur saat mendekati hari raya paskah dan berharap para pemeluk agama tersebut terpaksa membeli kinderjoy sebagai ganti telur. 😁

Perkara takjil ini sebenarnya sesuatu yang menyenangkan untuk dibahas. Bila ada sebagian orang berkenan menyisihkan sebagian rejeki untuk berbagi takjil kepada masyarakat, maka tidak sedikit orang yang bersemangat menerima takjil gratisan. Saya pun pernah menerima takjil sejenis ini, khususnya saat saya kuliah dulu. Perjalanan pergi-pulang dari rumah ke kuliah membuat sebagian besar waktu saya habiskan di jalan. Akibatnya, saya sering menyambut tangan-tangan yang mengulurkan takjil di pinggir jalan sepanjang perjalanan Surabaya-Sidoarjo. Itupun tidak setiap jengkal ada orang yang menawari, dan saya juga tidak selalu menyambut tawaran --saya cukup sadar diri kalau sudah dapat cukup takjil.😆

19/03/2024

Remind me

Akhir-akhir ini saya agak takut menjanjikan sesuatu karena mudah lupa. Bila saya menjanjikan sesuatu pada murid saya, misal saya akan menunjukkan daftar alamat blog dari warga kelas tertentu agar mereka mudah mengakses blog mereka... saya meminta salah satu dari mereka mengingatkan saya lewat wa agar saya teringat dan mencarikan data mereka. Bila tidak begitu, saya bisa lupa dan mereka kecewa menunggu daftar alamat yang tak kunjung saya kirim. 

Begitu juga di kehidupan ini, bila suatu hari nanti saya lupa akan sesuatu penting... saya tetap berharap ada orang-orang yang berkenan mengingatkan saya tentang apa-apa yang penting. Bahkan bila seseorang atau lebih merasa saya adalah orang yang mereka anggap penting, mereka tetap berkenan menyapa dimanapun saya berada.

18/03/2024

Ngeri

Sabtu kemarin, saya memperolah bingkisan lebaran dari pihak sekolah. Senang? Tentu saja saya senang, siapa tidak senang dapat minyak goreng, gula, teh, biskuit, sekaleng kental manis, dll. Barang-barang itu juga bisa menyenangkan orangtua saya di rumah. Semacam mendapat hadiah sebelum lebaran. Padahal ramadan masih dapat semingguan.😄

Saat mengamati baik-baik produk-produk yang ada dalam bingkisan, ada rasa tidak nyaman saat mendapati merk beberapa produk yang saya peroleh pernah terpampang sebagai produk yang perusahaannya berafiliasi dengan pihak zionis. Memang produk-produk tersebut di pasaran sedang jatuh harganya, dan bisa jadi .... rekan-rekan yang berbelanja produk untuk bingkisan melihat peluang itu untuk membelanjakan sejumlah uang agar mendapat banyak barang. 😕

Yah, rasa menerima bingkisan itu tidaklah bisa digambarkan dengan jelas. Antara senang tapi ngeri. Memang barang itu adalah pemberian, hanya saja ... tetap terasa kengeriannya.

17/03/2024

Cabe

Beberapa jam yang lalu, saya beserta kedua orangtua saya pergi ke pasar. Walaupun tidak dijadwalkan sebagai family time (tanpa adik dan ipar), sebisa mungkin setiap akhir pekan sehabis shubuh kami gunakan untuk bersama-sama ke pasar. Letak Pasar Gedangan memang tidak terlalu dekat dengan rumah kami, tapi sekian tahun tinggal di sini... kami lebih memilih mengunjungi Pasar Gedangan dibandingkan Pasar Sukodono. Jarak menuju Pasar Gedangan ke rumah kami kira-kira setengah perjalanan dari jarak tempat saya mengajar ke rumah kami. Jadi, seminggu sekali dipandang waktu yang cukup untuk me-restock kebutuhan sayur dan lauk.

Seperti biasa, saat berbelanja saya dan ibu saya akan berpencar menuju penjuru pasar yang berbeda untuk membeli kebutuhan yang sudah direncanakan agar efisien, ayah saya tetap stay di dalam kendaraan. Setelah salah satu dari kami selesai dan menuju kendaraan, barulah ayah saya keluar dan berjalan-jalan bila ingin membeli sesuatu.

Setelah berkumpul dalam kendaraan dan menuju perjalanan pulang, ibu saya bercerita, "Lombok e murah, sepuluh ewu wes oleh lombok gede lombok cilik." Kemudian saya bertanya, "Ditimbang ta ancen tuku 10ewu?" Lalu ibu saya menyahut,"Tuku seprapat kilo."

Memang kali ini, harga cabe terhitung murah. Pembicaraan sepele tersebut merembet ke perkiraan beberapa waktu yang akan datang. Intinya, kami mempertimbangkan bahwa harga cabe akan meroket saat mendekati lebaran... kira-kira 3 minggu lagi. Itu baru perkiraan harga cabe, belum lagi teman-temannya cabe, mereka bakal kompak seiya sekata menangis dan tertawa bersama. Belum lagi harga barang-barang (kue/minyak/gula dll) yang bisa dijadikan hadiah untuk sanak kerabat saat bersilaturrahim di waktu Idul Fitri. Perkara ini mari dipikir nanti saja. 😅

Selamat berakhir pekan, mungkin ada sebagian keluarga yang memutuskan berjalan-jalan... tapi saya hanya akan memanfaatkan waktu akhir pekan ini untuk rebahan dan mengisi rapot sisipan. 😄

16/03/2024

Write-reread-rewrite

Saat saya memutuskan untuk mengurangi akses pembaca lain ke blog ini, -- kecuali bagi pembaca yang pernah berkunjung kemari lalu mempunyai cara untuk balik ke sini -- saya lebih memanfaatkan blog ini untuk sarana belajar menyusun kata. Dalam artian, saya berupaya menuliskan apa yang terpikir dan terlihat menarik secepat mungkin di sini supaya tidak memenuhi kepala. Efeknya, kualitas tulisan saya tidak bisa terjamin akan bermanfaat bagi pembaca yang ke sini. Andai betul ada pembaca yang benar datang kemari bukan karena spam atau pihak tertentu bawaan google, saya minta maaf ya... saya tidak menerapkan "kualitas berbagi manfaat" sejak awal tahun 2024. Misi saya kali ini menghidupkan blog dan (kalau bisa) menuliskan sesuatu sehari satu tulisan. Bisa saja itu tentang kenangan, hal receh, reaksi atas postingan orang, atau hal yang saya anggap serius. Pokoknya random. Saya tidak mengincar publikasi ilmiah atau populer dalam waktu dekat, tapi saya dipercaya untuk mendampingi murid-murid menulis (baik itu GLS, atau kegiatan ekstra KIR). Tentu, menjadi pendamping kegiatan menulis tidak pernah saya impikan sebelumnya. Yang artinya... tidak pernah mimpi terlibat sebagai pendamping menulis, bukan berarti saya boleh mengabaikan dan tidak menjaga atau malas melatih skill di bidang menulis. Justru karena mendapat amanah, saya perlu konsisten melatih diri. Mohon dukung saya.🙏

Seperti judul tulisan ini contohnya, write-reread-rewrite saya lakukan setelah saya memosting tulisan-tulisan di blog ini. Salah satunya pada tulisan yang saya post tadi pagi. Sekitar pulang kerja dan saya baca ulang, rasanya ada yang janggal dan typo di beberapa tempat. Akhirnya saya rewrite pada bagian tertentu yang terasa janggal setelah saya baca kembali. Begitu juga pada postingan lama, tidak jarang sebagian besar saya tarik dari publikasi atau akses umum karena terasa oversharing atau topik itu terlalu ngga penting untuk bisa dibaca pengunjung blog. Saya bisa malu juga perkara tulisan, ngga hanya malu saat ingin menyapa orang yang ditaksir. Ea.. umur berapa saya kek remaja aja? 😀

Oke, sekian klarifikasi penting-ngga penting kali ini. Azan Maghrib sudah berkumandang dari masjid di luar sana... selamat berbuka dan melanjutkan rangkaian ibadah lainnya. 


Berhenti atau lanjut?

Baru saja saya mengakses instagram dan terantuk pada satu postingan di feed tentang ajakan untuk menonton instagram live bedah buku yang membahas tentang istilah "Berhenti atau lanjut?" Istilah ini menggelitik saya untuk menulis di sini --padahal beberapa menit lagi saya harus bergegas dan bersiap berangkat kerja-- karena saya teringat pernah berada di fase itu beberapa waktu yang lalu. Waktu saya menempuh studi saya yang paling akhir. Teruntuk rekan-rekan saya di dunia nyata, mereka pasti tahu studi yang saya ambil terakhir kali tidaklah semulus jalan tol. Ada masa saya pun merasa 'apakah saya bisa lulus', yang akhirnya alhamdulillah saya bisa lulus dengan jalan berganti dua pembimbing terlebih dahulu, dan sangat mensupport agar menyelesaikan apa yang sudah saya jalani saat itu.

Yang saya ingat dari salah satu pembimbing 'baru' saya kurang lebih begini, "Berperang sampai akhir, atau mati di tengah pertempuran. Selesaikan, lulus, lalu Anda mau santet dosen-dosen yang mempersulit Anda itu terserah Anda!" Kemudian ada lagi, "Bayangkan 10 tahun dari sekarang, Anda duduk-duduk dengan anak di sore hari. Lalu tiba-tiba teringat studi Anda di masa lalu... yang tinggal selangkah lagi tidak selesai. Apakah Anda yakin tidak muncul rasa menyesal dalam diri Anda? Saya yakin, dendam itu pasti ada!"
 

14/03/2024

Sehari tanpa HP

Pernah ngga membayangkan kalau hidup kita sehari-hari tanpa menggunakan HP sama sekali? Mudah atau sulit? Dengan sedikit malu saya menjawab agak sulit lepas dari HP.😁

Pagi ini, sesampai di labkom sekolah, saya menyadari tidak membawa benda kecil dan pintar itu. Padahal, saya memerlukan benda itu untuk presensi online. Alhamdulillah saya masih membawa laptop dan bisa melakukan presensi melalui browser yang terhubung internet. Kali ini, saya juga bersyukur bisa mengetikkan tulisan ini di ruang guru sambil menunggu jam pulang. Berupaya mengetikkan betapa tidak mudahnya lepas dari gadget pintar bernama smartphone dan laptop.😅

Tanpa saya sadari keberadaan 2 benda ini ternyata sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bahkan setelah saya mengalokasikan waktu khusus untuk mengaji dan membaca buku dalam bentuk cetak. Nampaknya sebagian besar kegiatan saya yang lain teralihkan ke bentuk digital. Semisal, menentukan daftar to-do-list di Google Keep, lalu alarm sehari-hari di stel di HP, jadwal waktu sholat juga dipantau lewat HP kecuali memang sengaja menunggu waktu adzan, jepret-jepret foto untuk bahan review di tempat-tempat tertentu yang biasanya tidak direncanakan, dsb. Hal-hal demikian nyatanya sudah membuat saya menggunakan HP sebagai bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu, apakah saya sudah memaksimalkan HP ini dengan baik? Semoga. 😁

Selamat menanti jam berbuka beberapa jam lagi. Tetap semangat ya...

13/03/2024

Bahasa cinta seseorang

Hai, hari ramadan ketiga di sini. Suhu di sini cukup dingin dengan intensitas hujan yang semakin sering. Setelah rekan kerja di sekitar saya sembuh dari flu, tibalah giliran saya. Flu saya seperti biasa, rasa tidak enak di badan plus batuk pilek, padahal saya tidak sedang perjalanan jauh kemana-mana. Batuk saya ini bisa membuat para pendengarnya merasa prihatin.😅

Berikut ini adalah segelas minuman yang sepertinya bisa melegakan ketidaknyamanan tenggorokan. Tentu, itu masih dugaan... bukan pernyataan dari saya. Baru kali ini saya akan mencicipi minuman ini. Itupun saat berbuka sekitar setengah jam nanti. Yup, ini adalah jenis minuman baru yang berasal dari resep di facebook.

12/03/2024

Berlatih merasa cukup

Puasa merupakan aktivitas yang cocok untuk melatih diri merasa cukup. Semisal di tengah hari sekarang, atau nanti sore menjelang berbuka... pada era-era ramadan sebelumnya, tidak sekali saya pernah merasa ingin buka puasa dengan beberapa jenis makanan atau ingin minuman tertentu. Kenyataanya, setelah membeli atau membuat beberapa jajanan dan minumannya... saya hanya mampu mengonsumsi kurang dari perkiraan. Kejadian ini sering berulang sampai saya menyadari bahwa apa yang perlu saya makan/minum tidaklah sebanyak jumlah yang saya inginkan. Pernah juga sangat ingin makan/minum sesuatu, sampai berbuka pun keinginan itu tidak tercapai dan malah mengonsumsi apa yang ada... hasilnya juga saya tidak apa-apa. Saya bisa kenyang dan tidak lagi menginginkan hal yang tadinya sedang diinginkan. 

Saya tidak tahu manakah yang berperan atas munculnya rasa "tidak terjadi apa-apa" saat makan/minum sesuatu yang tidak saya inginkan sebelumnya. Entah itu karena efek puasa atau memang kebutuhan makan/minum terpenuhi walau tidak sesuai keinginan. Yang jelas, puasa .... saya yakini bisa dijadikan sebagai ajang untuk berlatih merasa cukup atas apa yang dipunya.

11/03/2024

Hari Pertama Ramadan

Alhamdulillah masih mendapat kemampuan untuk memulai awal ramadan di tahun ini. Seperti beberapa kali dalam hidup saya menjalani ramadan, kali ini pun masyarakat di Indonesia mengalami perbedaan awal puasa ramadan. Perbedaan yang menurut saya tidak lagi mengganggu saya karena pernah saya bahas di sini pada beberapa tahun yang lalu. Tentu saja waktu itu saya masih sangat muda, dan masih terasa sekali kejengkelan saya di tulisan itu tentang perbedaan awal-akhir ramadan yang ditetapkan pemerintah. Akhir-akhir ini saya lebih legowo untuk menerima perbedaan, lebih menerima bahwa sebagian masyarakat memegang prinsip pimpinan yang memutuskan bahwa ketinggian hilal yang dianggap awal ramadan adalah 3 derajat. Walaupun tentu saja, saya akan mendengar tuduhan oleh oknum tertentu yang mendukung pemerintah, bahwa saya dan sebagian masyarakat yang tidak mengawali ramadan seperti apa yang ditetapkan pemerintah sebagai umat yang tidak patuh atas keputusan pimpinan di negara. Wallahu A'lam Bishawab.

Kembali pada judul, hari ini bertepatan dengan hari libur nasional yaitu peringatan nyepi bagi umat hindu. Esok hari juga masih cuti bersama dan bertepatan dengan libur awal ramadan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Beberapa warga di sekolah saya beragama hindu dan merasa senang juga saat mengetahui ada tambahan libur untuk siswa/i sampai hari kamis. Tentu saja libur hari rabu-kamis hanya untuk seluruh siswa/i, gurunya sudah harus masuk kerja kembali.😅

Lalu apa kegiatan ramadan yang perlu dilakukan di tahun ini?

09/03/2024

Waktu Indonesia Rasan-rasan

Oke, kali ini saya akan rasan-rasan tentang beberapa hal. Masih ingat postingan saya berjudul Traffic yang aneh? Sebelum tulisan itu publish, blog ini dikunjungi oleh banyak pengunjung dari Israel. Saya tidak tau apakah wajar blog saya yang isinya biasa saja tidak membahas masalah serangan, bantuan kemanusiaan, atau bahkan boikot produk-produk berafiliasi dengan Israel membuat mereka datang ke sini. 

Sebelum kunjungan ratusan visitor dari negara tersebut, saya memosting tulisan berjudul DPK yang pada awalnya terdapat beberapa kata "Indonesia" lalu saya edit dengan kata WNI setelah adanya kunjungan tak terduga itu. Pertanyaannya adalah apakah kata "Indonesia" sangat sensitif dan mudah ditemui dalam google sebagai salah satu search engine populer? kenapa?

08/03/2024

Insomnia

Kemarin malam, setelah saya memosting review buku di instagram ... saya menyempatkan diri membuka dan scroolling bagian explore instagram sebentar. Beragam konten yang berbeda niche dengan jenis konten instagram saya jelas pengaruh dari orang-orang yang saya follow. Mulai hal lucu seperti kucing, masak-masak, hal receh ala jokes bapak-bapak, dan postingan tentang bagaimana membuat konten yang menarik. Bahkan tayangan travel umroh sampai beragam muthawif yang bikin konten juga ada. Pokoknya explore IG saya isinya macam-macam, itupun setelah hasil filteran selama beberapa kali. Hingga saya terantuk pada konten yang kurang lebih membahas, "Heran sama orang-orang yang bisa tidur awal, gimana caranya?"

Konten tersebut berwujud sebuah reels pendek seorang pemuda yang lagi menyetir sambil dilengkapi pertanyaan (kurang lebih) seperti yang saya tuliskan sebelumnya. Dia merasa tidur awal itu susah, dan pernah mencoba tidur awal malah berakhir tidur pada jam 2-3 dini hari. Tentu saya juga mengecek bagaimana komentar netijen. Hasilnya... luar biasa keras komen-komennya. Yang paling banyak 'likes' berasal dari komentar yang berbunyi kurang lebih.. "Belum menemukan tanggung jawab itu. Coba kalau sudah punya rasa tanggung jawab besok harus kerja jam 7, pasti malamnya harus dipaksa agar bisa tidur. ....dsb....saya lupa".

Kira-kira apakah pendapat komentator dengan jumlah pendukung terbanyak itu bernilai benar?

07/03/2024

Perkara nama

Beberapa waktu lalu, saya mengingatkan seorang siswi agar dia menyiapkan alamat gmail dan password-nya agar besok tidak terlalu lama berkutat saat sign-up pada sebuah web. Sayangnya, murid saya ini malah menanyakan tujuan saya menyuruhnya menyiapkan alamat gmail, dan tanpa sadar hanya saya jawab dengan dua kata singkat, "lihat grup". Saya merasa kesal karena siswi yang saya hubungi ini rupanya tidak memperhatikan grup kelas padahal sangat cepat merespon chat saya.

Chat semakin terasa tidak wajar saat dia menjawab, "Bu, di grup tidak ada info apa-apa." Yang kemudian entah mengapa kalimat itu membuat saya mengamati namanya baik-baik dan menemukan kenyataan bahwa saya telah mengirim pesan pada orang yang salah. Ternyata di HP saya terdapat 2 nama serupa tetapi di belakang nama mereka tertulis kelas yang berbeda.😬

Seharusnya saya merem saja kalau sudah jam segini. 

06/03/2024

Tentang sebuah kecelakaan

Di ruang guru, tempat duduk saya berada di deretan paling belakang, dekat dengan akses printer dan galon air minum. Otomatis, siapa saja yang memerlukan dua hal tersebut akan sering melintasai 'area' saya atau bahkan menyapa saya dengan cerita mereka. Tentu, posisi itu sangat menantang ... bila saya ingin berkonsentrasi melakukan sesuatu, saya perlu meningkatkan fokus ke level paling tinggi. Namun  posisi tersebut amat ideal bila ingin memanen cerita atau mengamati beragam karakter di sekitar saya. Posisi yang cocok untuk melatih kemampuan 'mengobservasi' untuk mengumpulkan ide menulis. Salah satunya akan saya tuliskan dalam cerita kali ini.

05/03/2024

Sehat-sehat ya...

Hari ini seorang guru tidak masuk karena putrinya opname di sebuah rumah sakit. Beberapa hari yang lalu, secara bergantian guru-guru yang lain juga tidak masuk dengan alasan serupa. Kalaupun bukan karena putra-putri mereka, mereka sendiri lah yang tidak merasa sehat dan perlu beristirahat.

04/03/2024

Saat doa terkabul

"Aduh hujan lagi," rutuk seseorang saat menyadari di luar ruangan sedang hujan deras dan menunjukkan tanda-tanda hujan belum akan reda dalam waktu dekat.

"Aduh panase dunyo," ujar seseorang yang masih berpengalaman hidup di dunia ketika merasakan hawa yang ada terasa gerah dan tidak sejuk.

Ucapan-ucapan demikian lazim terdengar di sekitar. Padahal, dalam kondisi berbeda...bisa jadi mereka berdoa tentang kondisi-kondisi yang berkebalikan. Semisal, pernah terucap ingin ada hujan atau ingin matahari bersinar terang benderang.

Bahkan tidak jarang saya juga mendengar pembenaran semacam, "Ya namanya juga manusia. Panas jaluk udan, nek wes udan jaluk panas."

Ucapan-ucapan yang sebenarnya kalau didengar-dengar dan direnungi bisa terasa kejanggalannya. Semacam, memang manusia bukan malaikat... sering meminta berganti-ganti keinginan...tapi apakah memang manusia harus merasa wajar bila di-cap sebagai makhluk yang tidak konsisten? Apakah cukup bersembunyi dan berlindung di balik pernyataan 'Namanya juga manusia'?

Salah satu contoh lain, ada orang berdoa.."Ya Allah berilah saya penghasilan yang halal." Kemudian orang tersebut ingin mendapat penghasilan lebih banyak dari yang diterima. Padahal.... Bisa jadi jumlah penghasilan yang ia terima sudah sesuai dengan apa yang ia doakan, yaitu 'penghasilan halal'...terlepas dari berapapun jumlah yang ia terima. 

Nah, pertanyaannya adalah 'Bagaimana sebaiknya sikap kita saat menyadari bahwa sebagian besar doa-doa kita telah terjawab? Apakah perlu merevisi doa? Apakah perlu mohon ampun atas apa yang pernah terucap tapi setelah dikabulkan ternyata terasa tidak nyaman? Atau jangan-jangan ... Kita terlampau sibuk mengharap banyak hal yang belum kita dapatkan tapi gagal menyadari doa-doa tertentu ternyata sudah terkabul?' Kalau terakhir ini yang terjadi, nampaknya kita perlu memperbanyak waktu untuk berdialog dengan diri sendiri. 

Lalu, apa tujuan saya menulis ini? Apakah saya menyindir orang-orang di sekitar saya yang senang berkeluh kesah? Tidak juga. Kehadiran mereka sebenarnya hanyalah sentilan bagi saya untuk memeriksa apakah saya juga berada dalam kondisi demikian. Hasilnya, ya ... bisa dibilang saya kadang masih berlindung di balik alasan, "Namanya juga manusia," saat merasa menjadi guru jaman sekarang tidak seringan angan-angan saya dulu. Masih marah-marah saat ada belasan siswa sangat tidak termotivasi menyelesaikan apapun yang saya tugaskan. Pun saat melihat penghasilan yang ada, benar-benar harus mengingat kembali kerja itu Lillahi ta'ala. Plus, saat menyadari menjadi single tidaklah mudah dan dikait-kaitkan dengan kurangnya A,B,C, dst oleh orang-orang tertentu... hal ini saya sadari bisa mengancam saya untuk tidak bersyukur atas kondisi saya sekarang ini. 

Memang ilmu saya masih dangkal untuk menyikapi bagaimana hidup yang baik di usia yang tidak muda lagi. Hanya saja akhir-akhir ini saya percaya dengan kebenaran QS. Ibrahim : 7. Ayat yang perlu saya ingat agar menyadarkan bahwa rasa 'cukup' itu perlu dilatih agar hati ini mampu mengenali doa-doa mana yang terkabul dan menerima sepenuh hati akan keni'matan-keni'matan yang Allah berikan pada diri ini. Sungguh, melatih diri untuk peka akan 'pemberian' itu tidak mudah. Singkat kata, menjadi hamba yang bersyukur itu perlu diusahakan... tidak terjadi secara tiba-tiba dan sekejap mata.

Semoga kita menjadi makhluk-makhluk yang tidak tamak dan senantiasa mampu berterima kasih atas apa saja yang telah kita terima selama ini.


03/03/2024

Hunting beras

Beberapa saat lalu, sambil menyusun tulisan ini .... Saya antri di kasir Superindo. Hari ini Superindo full orang belanja. Sebagian besar memburu beras seharga Rp. 69.500,-/5 kg. 
Rasa beras ini enak dan harganya terhitung cukup terjangkau dibanding merk beras yang biasa kami beli.

Sebenarnya penjualan beras harga "terjangkau" tidak hanya diadakan di Superindo. Seingat saya, baru kali ini Superindo menjual beras seharga ini di 2 bulan terakhir, beras sejenis dijual di Pasar Puspa Agro Sukodono dan saat membelinya memerlukan antrian kupon (bahkan saat awal dulu, perlu foto kopi e-KTP untuk membeli 1 karung beras seberat 5kg). Ada jatah pembelian per orang hanya 1 karung. Tentu, dibandingkan membeli beras di pasar yang antri ber-kupon hingga berjam-jam, berbelanja di Superindo lebih nyaman. Bukan bermaksud iklan karena tidak ada endorse, hehe... Berbelanja di sini lebih nyaman saat mengajak orangtua. Bisa berbelanja buah dengan pilihan harga tertentu, bisa dapat barang promo yang sesuai kebutuhan, serta bisa dijadikan sarana survey harga kue kering sebagai barang untuk bekal silaturahim saat lebaran.

Oiya, saat saya antri di kasir, saya melihat sekitar dan menemukan promo ini, ada coklat dibanderol harga sekitar Rp.16.000,- dapat dua. Walau tidak merayakan valentine, saya membeli cokelat ini karena memang jarang jajan cokelat. Ya, sekali-kali lah ya. Hehe..

Nah, bila kalian ingin berbelanja beras seperti saya dan sekarang ada waktu lenggang. Segera cuss menuju Superindo terdekat di sekitar kalian.

02/03/2024

Book Haul

Sebenarnya, Surabaya menjadi satu kota diadakannya event Semesta Buku 2024. Festival yang diadakan Gramedia dengan tawaran potongan harga besar-besaran. Event ini berakhir besok atau tanggal 3 Maret 2024 bertempat di Tunjungan Plaza (TP) Surabaya. 

Melihat tempatnya yang tidak dekat dari tempat saya bekerja, saya tidak yakin bisa hadir dan ikut merasakan berbelanja buku murah di event ini. Syukur alhamdulillah, beberapa hari yang lalu ... salah satu sohib saya yang juga seorang bookaholic mengabari saya lewat wa bahwa dia sedang berada di TP untuk menemani rekan pustakawan kampus tempat ia mengajar berbelanja. Saya pun dengan berat hati meminta tolong untuk membelikan beberapa buku dan akan saya ganti nantinya. 😆

Buku apa saja yang ia beli untuk saya?

Berawal dari kiriman sebuah foto buku "The Yearling" dan embel-embel... "Harganya didiskon 50%"... jelas membuat saya tertarik. Maklum, dia pernah saya tunjukkan salah satu wishlist lama saya dan ternyata masih ingat buku tersebut. Lalu saya pun meminta tolong untuk mencarikan beberapa buku lain, walau salah satunya pernah saya baca di Gramedia Digital. Siang ini, saya jemput ketiga buku pembelian tersebut di rumahnya. Yihaa.. 😁


Buku 'Tukar Takdir' sudah pernah saya baca versi digitalnya dan kali ini rasa-rasanya saya ingin punya versi cetak. Maklum, keseharian saya setelah tidak mengajar matematika... saya lebih sering 'dituntut' untuk berinteraksi dengan laptop/PC, yang artinya saya ingin mengurangi screening time saat waktu santai alias ingin membaca dari buku saja sebagai hiburan. Saya juga sedang berusaha mengurangi waktu ber-instagram dan hanya mengakses medsos tsb bila sedang upload konten saja. Bila ada rekan-rekan yang masih menghubungi saya lewat IG, tidak apa silakan saja... saya hanya mengurangi waktu akses, bukan hiatus ya. Sekalian meminimalisir kegiatan scrolling hal-hal yang bisa menyebabkan overthinking atas banyak hal.

Mengingat saya mendapat tugas untuk membimbing siswa menulis 'pentigraf' pada kegiatan mingguan GLS (Gerakan Literasi Sekolah), saya perlu banyak membaca tulisan-tulisan fiksi. Dari buku-buku fiksi yang pernah saya baca, 'Tukar Takdir' ini saya rasa bisa menjadi referensi untuk menambah ide dalam menghasilkan cerpen rasa fiksi mini. Singkat, tapi mempunyai kejutan di akhir. 

Nah, teruntuk rekan-rekan yang ingin berburu buku murah... silakan mencoba main ke TP 3 dan mencari event semesta buku di sana. Barangkali ada jutaan buku incaran sedang menunggumu di sana. 😁