11/03/2024

Hari Pertama Ramadan

Alhamdulillah masih mendapat kemampuan untuk memulai awal ramadan di tahun ini. Seperti beberapa kali dalam hidup saya menjalani ramadan, kali ini pun masyarakat di Indonesia mengalami perbedaan awal puasa ramadan. Perbedaan yang menurut saya tidak lagi mengganggu saya karena pernah saya bahas di sini pada beberapa tahun yang lalu. Tentu saja waktu itu saya masih sangat muda, dan masih terasa sekali kejengkelan saya di tulisan itu tentang perbedaan awal-akhir ramadan yang ditetapkan pemerintah. Akhir-akhir ini saya lebih legowo untuk menerima perbedaan, lebih menerima bahwa sebagian masyarakat memegang prinsip pimpinan yang memutuskan bahwa ketinggian hilal yang dianggap awal ramadan adalah 3 derajat. Walaupun tentu saja, saya akan mendengar tuduhan oleh oknum tertentu yang mendukung pemerintah, bahwa saya dan sebagian masyarakat yang tidak mengawali ramadan seperti apa yang ditetapkan pemerintah sebagai umat yang tidak patuh atas keputusan pimpinan di negara. Wallahu A'lam Bishawab.

Kembali pada judul, hari ini bertepatan dengan hari libur nasional yaitu peringatan nyepi bagi umat hindu. Esok hari juga masih cuti bersama dan bertepatan dengan libur awal ramadan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Beberapa warga di sekolah saya beragama hindu dan merasa senang juga saat mengetahui ada tambahan libur untuk siswa/i sampai hari kamis. Tentu saja libur hari rabu-kamis hanya untuk seluruh siswa/i, gurunya sudah harus masuk kerja kembali.😅

Lalu apa kegiatan ramadan yang perlu dilakukan di tahun ini?

Hendaknya kegiatan ramadan tidaklah membuat kita mengabaikan tanggung jawab yang sudah diterima sebelum ramadan. Tantangan beraktivitas selama ramadan saya akui lebih tinggi dibanding selain bulan ramadan. Contohnya saya, memang ada pengurangan jam mengajar selama hari aktif sekolah. Hanya saja banyak hal yang perlu 'ditahan' saat bertemu banyak orang, entah itu murid, sesama pengajar, atau bahkan orang lain. Saat ramadan... jelas perlu mengendalikan amarah. Jangankan marah, akan marah saja sudah tidak ada tenaga alias ngerasa marah adalah hal sia-sia. Kemudian pengendalian kesehatan fisik juga perlu dijaga saat tubuh dengan sadar mendapat perlakuan pembatasan asupan, tidak bisa sering makan minum... hanya pada jam-jam sesudah adzan maghrib sampai sebelum adzan shubuh. Itupun makan dan minumnya pun diatur agar bisa sehat sampai akhir ramadan. 

Perihal makan minum ini bisa jadi kondisi paling menantang saat ramadan. Pasalnya, sepulang mengajar saya melintasi area pabrik dengan banyak karyawan yang suka menenteng gelas es berwarna berjalan di area-area yang saya lewati. Belum lagi pemandangan pengunjung warung saat jam-jam sekian sebagai sarana pelepas lapar saat jam makan siang. Pemandangan ini jelas menantang bagi saya... apakah menantang untuk berbuka sebelum maghrib saat di rumah? Bukan, lebih tepatnya pemandangan ini amat menantang saya agar menjaga diri dari keinginan memaki, atau merasa diri lebih baik. Tentu saja bila ada penulis atau influencer yang berujar "Hormatilah mereka yang tidak berpuasa" saat ada peraturan penutupan warung selama ramadan, saya tidak serta merta setuju atas pernyataan itu. Minimal masyarakat perlu sadar kalau negara kita ini Islam mayoritas. 

Terakhir, perihal ramadan... selamat beribadah bagi seluruh umat Islam di dunia. Semoga kita benar-benar bisa meng-upgrade ketaqwaan kita di bulan yang penuh berkah ini. Bulan yang penting untuk mendekatkan diri kepada Al Quran dan Allah Swt.






No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)