16/03/2024

Berhenti atau lanjut?

Baru saja saya mengakses instagram dan terantuk pada satu postingan di feed tentang ajakan untuk menonton instagram live bedah buku yang membahas tentang istilah "Berhenti atau lanjut?" Istilah ini menggelitik saya untuk menulis di sini --padahal beberapa menit lagi saya harus bergegas dan bersiap berangkat kerja-- karena saya teringat pernah berada di fase itu beberapa waktu yang lalu. Waktu saya menempuh studi saya yang paling akhir. Teruntuk rekan-rekan saya di dunia nyata, mereka pasti tahu studi yang saya ambil terakhir kali tidaklah semulus jalan tol. Ada masa saya pun merasa 'apakah saya bisa lulus', yang akhirnya alhamdulillah saya bisa lulus dengan jalan berganti dua pembimbing terlebih dahulu, dan sangat mensupport agar menyelesaikan apa yang sudah saya jalani saat itu.

Yang saya ingat dari salah satu pembimbing 'baru' saya kurang lebih begini, "Berperang sampai akhir, atau mati di tengah pertempuran. Selesaikan, lulus, lalu Anda mau santet dosen-dosen yang mempersulit Anda itu terserah Anda!" Kemudian ada lagi, "Bayangkan 10 tahun dari sekarang, Anda duduk-duduk dengan anak di sore hari. Lalu tiba-tiba teringat studi Anda di masa lalu... yang tinggal selangkah lagi tidak selesai. Apakah Anda yakin tidak muncul rasa menyesal dalam diri Anda? Saya yakin, dendam itu pasti ada!"
 
Agak mengagetkan cara beliau menasihati karena nasihat yang disampaikan tidak ada manis-manisnya, tapi kata-kata itu amat berkesan pada diri saya. Saat saya merasa beberapa dosen yang saya percaya dan harapkan sebelumnya tidak memberikan bantuan yang meringankan, dosen dengan kata-kata ceplas-ceplos seperti itu malah mampu mendorong saya melewati masa-masa suram itu sampai akhir. Orang-orang seperti inilah yang kalau sudah sekali 'membela' maka beliau akan membela sampai akhir. 

Sebenarnya permasalahan studi yang paling akhir saya tempuh ini membuat saya makin bersyukur akan banyak hal, terutama tidak menyudutkan siapa saja yang tidak lulus kuliah tepat waktu. Berhasil menyelesaikan satu jenjang studi adalah suatu pencapaian... untuk mencapainya perlu bertemu banyak tantangan. Meskipun perjalanan studi saya tidak secepat dan sebagus hasil pencapaian rekan-rekan saya, saya bersyukur sudah berada di titik ini. Bahkan dengan apa yang saya peroleh, saya memutuskan untuk mengajar di sekolahan.... itupun tetap ada yang bertanya, "Apakah ngga eman sama ijazahnya? Memangnya enak ngajar anak-anak kecil (SMP)? Kamu ngga bisa mengembangkan diri karena ngga ada penelitian (atau menulis) di sana?" dsb.

Sesuatu yang pernah saya jawab, "Alhamdulillah rejeki saya di sini (SMP)." ... yang tidak saya jawab secara terang-terangan adalah... 'Di tempat inilah saya bertemu dengan orang-orang yang menerima saya, menerima bagaimana saya berbusana, menerima cara bekerja saya, dan yang tidak saya duga... orang-orang di sini juga mengijinkan saya untuk melakukan perjalanan istimewa tahun lalu. Saya bersyukur bisa berada di sini.' 

Jadi, siapapun yang sedang bingung dalam kondisi, 'berhenti atau lanjut?' saat menjalani sesuatu... silakan merenung baik-baik dan membayangkan dahulu apa hasil akhir dari melanjutkan atau menghentikan sesuatu tersebut. Kemudian siapkan diri untuk menghadapi bila 'bayangan' yang pernah terbentuk sebelumnya tidak sesuai. Banyak-banyak berdoa kepada Allah... karena tanpa doa, hasil bisa mengkhianati usaha.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)