30/03/2024

Nge-war Labkom

Hari ini hanyalah satu hari di akhir pekan. Bukan hari terakhir sebelum liburan menjelang lebaran. Bahkan "hawa-hawa"-nya lebaran liburnya hanya sedikit saja. Mau merutuk dan mendoakan hal buruk untuk jajaran dinas plus bupati Sidoarjo rasanya kurang pantas. Bukankah doa itu akan terpantul? Jadi perlu doa yang baik-baik saja seperti kesehatan dan kualitas libur yang maksimal bersama keluarga dan kerabat. 

Di hari akhir pekan ini, saya masih ada jam mengajar. Tentu mengajar informatika sangat terfasilitasi kalau menggunakan labkom. Lebih-lebih saat materinya praktik. Labkom sangat bermanfaat untuk membantu siswa/i mengoperasikan komputer dengan jaringan internetnya. Apalagi saya mengajar kelas reguler (bukan kelas percepatan) di mana latar belakang ekonomi siswanya beragam, baik siswa yang diterima lewat jalur zonasi maupun jalur affirmasi. Artinya siswa/i tersebut ada yang berasal dari keluarga berkecukupan, dan tidak sedikit dari keluarga tidak mampu. Dengan demikian, mengajak mereka ke labkom lebih saya sukai dibanding harus berkata "Silakan membawa laptop di pertemuan selanjutnya, bagi yang punya di rumah." 

Labkom di sekolah kami ada 3, salah satunya digunakan untuk guru dan jumlah komputernya kurang memenuhi kebutuhan siswa satu kelas. Satu kelas siswa sekitar 35 untuk jenjang kelas 9, dan kelas 7 rata-rata 36-37 siswa. Hanya 2 labkom lain yang bisa digunakan siswa dengan jumlah sekian.

Secara kasat mata, sebenarnya keren sekali sekolah sudah punya sekian labkom. Masalah muncul saat dalam sehari ada 3-4 guru informatika ingin menggunakan labkom. Tentu komunikasi diperlukan saat ingin menggunakan labkom. 

Sebenarnya, dari dua labkom yang berkapasitas besar salah satunya berkualitas "nyaman". Dalam artian, 4 AC-nya bisa digunakan (dingin), lampu labkom semua berfungsi dengan baik, dan kabel HDMI untuk layar LCD sudah terpasang. Singkat kata, labkom ini menjadi incaran banyak guru. Berbeda dengan labkom terakhir, ruangannya memang lebih luas tetapi bekas lab IPA. AC-nya tidak terlalu dingin dan siapapun yang ingin menggunakan semua AC-nya (ada 3 AC) harus memperhatikan berapa banyak listrik yang dipakai untuk menyalakan elektronik dalam ruang-ruang dengan jalur listrik si labkom ini. Maksudnya, bila dua labkom sebelah sudah menyala seluruh ACnya, atau kombinasi dari ruang-ruang ini dipakai: ruang pertemuan dipakai-ruang agama non islam-ruang musik, labkom terakhir ini harus mengalah menyalakan 2 AC saja. Lampu labkom ini juga tidak seterang labkom incaran, bahkan sering mati sendiri. Awal saya menggunakan labkom ini, saya kaget dan merasa ada yang 'ngerjain', tapi saya sudah sering pasrah atas kondisinya demi bisa pakai komputer dan internet dalam pembelajaran. Murid-murid kelas saya yang sering saya bawa ke sini pun juga sudah terbiasa, kecuali murid kelas lain (murid bimbingan) yang menemui saya di sini -- dia semacam heran saat saya kerja di tempat seperti itu. Kelebihannya, LCD di labkom ini sudah terpasang di atas dan terhubung dengan kabel VGA, saya hanya perlu membawa kabel HDMI untuk menghubungkan LCD ke laptop saya. Selain itu, tempat ini juga bisa nyaman dibuat "semedi", saya pernah mengerjakan sesuatu yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan Alhamdulillah tidak diganggu siapapun juga (baik manusia ataupun yang tak kasat mata, semoga yg terakhir ini sampai kapanpun tetap tidak gangguin).

Kembali ke masalah berebut labkom. Ternyata... tidak semua guru "oke" menggunakan labkom terakhir. Mereka lebih "nge-war" untuk mendapatkan labkom "nyaman". Idealnya beberapa dari mereka janjian untuk pakai labkom yang mana. Sayangnya... saya sering meruntuhkan keidealan itu. Beberapa kali saya langsung masuk labkom itu, menginformasikan murid kelas saya (biasanya kelas 9 saat pakai lab itu) agar segera ke lab, dan sering lupa untuk mengabari rekan yang lain untuk memakai lab "nyaman" itu. Hasilnya .... Tentu salah satu dari beberapa orang yg "janjian itu" kecewa berat karena tidak bisa pakai labkom "nyaman". Semacam, saya ngga ikut janjian, tapi ikut pakai labkom itu dengan cara langsung datang ke TKP mendahului kedatangan mereka semua. Maaf ya 😅. Saya pun baru tahu kalau ada yg sudah janjian dulu. Dengan adanya saya, rasanya memanfaatkan labkom sudah semacam nge-war labkom saja. 

Memang idealnya, wa grup itu dipakai untuk menulis pesan, saling janjian, tapi... saya sering melupakan itu dan seringkali kaki saya bergerak lebih cepat daripada jemari saya. Maaf 😆🙏

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)