17/02/2017

Resensi Buku: Everything is Alright - Sekuntum Mawar untuk Negeri

Sumber
Judul buku: Everything is Alright – Sekuntum Mawar untuk Negeri
Penulis: DR. Sri Damayanty Manullang
Nama Penerbit: Stiletto Book
Cetakan: Pertama/Tahun 2013
Ketebalan Buku: 388 halaman
Kategori: Non Fiksi/ Memoar
ISBN: 976-602-7572-17-1

Sebagai wanita, seringkali cita-cita dan cinta tidak selalu berjalan bersisian. Memang akan ada pria-pria yang akan mendukung apapun yang dilakukan sang wanitanya, namun tidak sedikit yang merasa terabaikan dan memutuskan hubungan ketika sang wanita berjuang mewujudkan cita-cita yang ada. Satu dari para wanita yang berjuang tersebut menorehkan kisahnya dalam buku memoar ini. Kisah yang disusun dalam rangka ‘terapi’ atas kegagalan menjadi calon legislatif (caleg) pemerintah pusat dan kandasnya rencana pernikahan dengan pujaan hatinya.


Asam Manis Kehidupan

Penulis memutuskan untuk bertolak dari Jakarta menuju tanah kelahirannya demi memulihkan diri dari luka-luka yang ada, di sebuah kampung daerah Danau Toba-Samosir Sumatera Utara. Sambil memandang tiap tempat yang lewati, kilasan-kilasan masa lalu turut andil dalam mengenang segala yang terjadi di setiap sudut kampungnya ini. Dari sinilah kisah-kisah masa kecil penulis beserta keluarga mengalir dengan deras. Rupanya kekayaan alam di sekitar rumah penulis, keuletan dan sikap kerja keras sang ibu mampu mendidik penulis dan seluruh saudaranya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan tambahan sehari-hari. Berkebun, berburu kemiri, berternak, berdagang jajanan, semuanya pernah dilakoni oleh penulis. Belum lagi perjalanannya bersama teman-teman dari hutan sampai pertandingan antar sekolah juga turut mewarnai masa kecil penulis. Singkat kata, masa kecil penulis terkesan kaya akan aktivitas dan menyenangkan.

Kemudian kisah bergulir mengenai perjalanan yang berat juga ditempuh penulis saat mendatangi lokasi-lokasi dimana calon pemilih berada. Tidak hanya medan yang berat, perasaan kesal muncul setelah mendapati caleg partai lain berlomba-lomba menggunakan money politic demi meraup simpati dari masyarakat pedalaman. Belum lagi ketika pemilihan berlangsung, pesaing tidak hanya dari partai lain, tetapi juga kandidat lain yang berasal dari partai yang sama. Kesusahan penulis terus berlanjut. Perolehan suara di daerah ia mencalonkan diri tidak sama dengan data yang diterima pusat. Tentu saja hal ini semakin memperkecil peluangnya untuk lolos menjadi anggota dewan.

Kegiatan pemulihan kesedihan

"Semakin kaubiarkan kesusahan menguasai hidupmu, maka kesusahan itu sendiri akan berkuasa. Jadi, buang segera segala kesusahan dan penderitaan. Kuasai hidupmu dan urus anakmu baik-baik, itu yang utama. Jangan lupa jaga kesehatan juga." (halaman 9)

Kutipan di atas adalah bentuk nasihat sang ibu yang tercuri dengar oleh penulis sekembalinya dari Jakarta. Waktu itu sang ibu sedang berbincang dengan seorang ibu tiga anak yang curhat karena ditinggalkan suaminya. Tentu saja kata-kata sang ibu amat bertuah karena ayah penulis pun juga telah melipir meninggalkan keluarga mereka. 

Dalam buku ini, penulis seolah menyampaikan pesan agar para pembaca juga memilih kegiatan positif untuk mengalihkan diri dari kesedihan yang ada. Bila penulis memilih menulis sebagai bagian 'terapi'-nya maka diceritakan pula sekelumit mengenai adik lelakinya. Sang adik yang merasakan stress karena kegagalan kakaknya sebagai anggota dewan mengalihkan kerisauannya melalui bertanam dan meneliti pohon cabe. Hasilnya? Ia mampu menemukan cara bertani cabe dengan hasil ribuan buah dalam satu pohon. Bersama rekan-rekan dan petani sekitar, komunitas petani cabe pun terbentuk demi meningkatkan keterampilan bertani penduduk lokal.


Tidak selalu kegagalan membawa kesedihan

Setelah memperoleh gelar HDR (gelar doktor kedua) dari salah satu kampus di Perancis, penulis berhak membimbing 6 mahasiswa program doktor di bidang Competitive Intelligence (CI). Menurut saya, ini adalah angin segar bagi masyarakat Indonesia yang ingin menempuh program doktor di bidang yang sama dengan penulis. Mengingat salah satu persyaratan mendaftar program doktor adalah memerlukan adanya pembimbing yang bersedia membimbing calon mahasiswa terlebih dahulu, maka keberadaan penulis ini mampu membuka peluang pembaca untuk menghubungi beliau.

Penulis menjadi pembicara dalam seminar tentang CI di ITS tahun 2016
sumber

Selain itu, gagal menjadi caleg tidak membuat penulis berhenti bersosialisasi di kalangan anggota dewan. Latar belakang bersekolah di Perancis dengan keilmuan yang masih belum ada saat itu, mampu menjadikan CI sebagai bahan perbincangan santai sekelompok kecil anggota dewan yang menjabat. Dari situlah munculnya kebijakan CI diajarkan di beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia dan berlaku sejak Kemendikbud Pak Nuh menjabat. Bahkan tanpa terlibatnya penulis sebagai anggota dewan, ia menjadi lebih fokus pada pengembangan keilmuan yang dimilikinya. Tidak hanya mengajar di kampus asal ia belajar sebelumnya, tapi juga terlibat aktif pada kampus-kampus di Asia yang bekerjasama dengan Perancis di bidang CI. Tidak ketinggalan pula, beberapa publikasi internasional berkaitan dengan CI juga turut memperkuat rekam jejaknya di bidang yang ia kuasai. Demikian juga dengan perjalanan hidupnya, kembali ke Perancis mampu mempertemukan penulis dengan pria lain dalam hidupnya. Meskipun tidak ada detil kehidupan yang terperinci setelahnya, saya yakin luka-luka penulis atas masa lalu telah berangsur-angsur sembuh seiring bergantinya waktu dan kegiatan poistif lain yang terus ia jalankan. Seperti tercantum dalam berita ini, penulis telah menikah dengan pria yang saya duga sebagai pria yang pernah saya sebutkan sebelumnya.


Resensi ini diikutsertakan dalam Campaign #AkuCintaBuku