02/09/2011

My First Arrival in Perth


Sebelumnya, dosen-dosen sudah berpesan kalau di perth itu seperti kota mati. Jangan kaget kalau di sana tidak seperti di sini. Jalan sendirian menuju kampus sangat aman dan bebas polusi tidak seperti di Surabaya. Oke, sebuah image tentu saja terbentuk seketika. Hem, sepertinya tidak terlalu sulit berdamai dengan keheningan karena tiap diri manusia pasti akan mencintai saat hening dalam perjalanan hidupnya, meski itu hanya saat-saat sejenak untuk merefleksikan diri atas segala yg telah terjadi di lampau.
Setelah melampui 2 bandara international, Juanda dan Ngurah Rai, dalam perjalanan yg mengalami turbulency, sampailah kami bertujuh di bandara Perth. Eh tapi setelah aq sampai ke halaman  bandara, tulisannya “Perth international terminal”. Hem, berarti terminal itu diartikan tempat pemberhentian untuk transportasi pesawat juga. Sebuah arti yg tiba2 ter”add” oleh memoriku. Istilah yg biasanya aku ketahui untuk tempat pemberhentian kendaraan di darat (bus dan angkot) saja.

Setelah “penggeledahan” berlangsung, kami keluar mendorong troli perngangkut koper masing-masing ke luar area parkiran. Sebelum berpisah bersama beberapa orang yang bersedia mengantar kami ke kos masing-masing, tidak lupa kami foto bersama. Yah, foto yang berisi orang-orang yang akan menjadi keluargaku 6 bulan ke depan. Kami berenam dari Unesa: Rokhmah, Lilik, Aris, mbak Erna, Enny, dan Aq. Serta satu orang dari UGM, mas Amri.
Di halaman parkir ini tidak berbeda dengan halaman parkir di bandara Juanda. Mobil-mobil tertata rapi seperti semestinya. Namun beberapa mesin karcis parkir yang tersedia menjadi perbedaan mencolok antara kedua bandara tersebut. Sebuah mesin karcis yang “manual” atau menurutku itu adalah mesin yang berbunyi “service by your self” dalam bidang perkarcisan. Ini fotonya:

Kemudian, kami terpisah dalam 3 mobil melintasi jalanan menuju kos kami masing-masing. Sepanjang perjalanan, istilah “kota mati” ternyata mulai terasa. Sepanjang jalan keluar bandara, aq hanya melihat mobil dalam jumlah banyak terparkir di parkiran tanpa ada seorang pun berlalu lalang. Jalan raya begitu lenggang sambil sesekali berpapasan dengan kendaraan dari arah berlawanan. Hari itu adalah hari sabtu, mas yang mengemudikan kendaraan yang kami tumpangi berujar, ya beginilah kalau weekend (sabtu – minggu) orang-orang senangnya di rumah.
Setelah berputar-putar mencari kosan akhirnya sampailah di tempat yang akan kami berlima huni 6 bulan ke depan (2 yang lain beda kos).

Fiuh, akhirnya sampai juga. Lalu setelah memasuki rumah itu. Kami disambut seseorang bernama Errol - pemilik rumah- (aq  langsung teringat eriol hiiragizawa -> komik sakura, yang merupakan sosok “pembelahan” dari ayahnya Sakura Kinomoto :D), sekaligus menyelesaikan kontrak penyewaan beberapa kamar untuk 2 minggu ke depan. Di sini, pembayaran rent nya seminggu sekali.
Keesokan harinya, kami diajak berjalan berkeliling oleh mbak Yuli beserta keluarga. Yah, berjalan bersama-sama menyusuri jalan sambil melihat bus stop terdekat. Dari paparan yang di sampaikan, terdapat dua jenis bus stop, hail-bus stop (perlu melambaikan tangan untuk memberi tanda kepada sopir bus bahwa kita ingin naik bus tersebut) dan bus stop besar (di bus stop ini bus pasti berhenti dalam durasi waktu tertentu. Misal: Oats station dan Curtin bus stop). Kami perlu melihat rute dan nomor bus untuk memastikan bus yang kami tumpangi sampai pada tempat-tempat yang akan kami tuju. Bagaimana pun juga, (setelah beberapa minggu di Perth) pengalaman mengatakan bahwa paling tidak, kami perlu mengakses dua situs: googlemap dan transperth. Setelah menunjukkan beberapa bus stop yang perlu kami ketahui sekedar untuk pulang-pergi kampus, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat belanja kebutuhan sehari-hari terdekat.  Di sini benar-benar tenang teman. Keheningan dan kesegaran udaranya benar-benar cocok untuk menenangkan diri. Oke.. sampai jumpa di cerita yang lain.

Persiapan ke luar negeri

Persiapan perlu dilakukan sebelum berkunjung ke negara lain, terlebih untuk teman-teman yang akan menetap dalam beberapa waktu tertentu. Buatlah catatan apa-apa saja yang teman-teman perlukan selama berada dalam rentang kunjungan. Jangan lupa untuk menyertakan surat-surat dan dokumen resmi yang diperlukan.

Akses website berkaitan dengan peraturan negara yang akan dikunjungi. Contoh: sebelum berangkat ke Perth, paling tidak teman-teman perlu mengakses http://www.daff.gov.au/aqis/travel/entering-australia/cant-take

Prediksi dan pantau musim yg terjadi di negara tujuan agar membawa pakaian sesuai musim. Jika musim dingin, teman-teman perlu membawa: lotion/pelembab, serta peralatan yg mungkin dibutuhkan seperti payung, jas hujan (saya rekomendasikan untuk daerah dengan angin berkecepatan cukup tinggi, karena payung akan mudah diluluhlantakkan oleh angin), jacket tebal, kaos kaki, sarung tangan, syal dan penutup kepala, sandal, dan mungkin kacamata hitam.

Mengenai bahan makanan, declare dan usahakan tidak membawa yang dilarang. Namun saran saya, jika teman-teman mau mengambil resiko apapun yang terjadi, itu lebih baik. Misalkan membawa makanan yang home made (bukan olahan daging, karena ada negara yang tidak memperbolehkan olahan daging masuk negara tersebut) upayakan membuat teks yang ditempel di kemasan makanan tersebut. Ketiklah ingredient, perkiraan kuantitasnya, dan expired date dari makanan tersebut. Tulislah mereka in English. Jika petugas bandara tidak berkenan untuk meloloskan beberapa bawaan, relakan saja mereka untuk disita. Namun, karena kondisi suatu negara bisa merubah kebijakan mereka sewaktu-waktu, maka pengunjung pun tidak akan pernah tahu kalau tahun ini beberapa barang bawaan dilarang dan mungkin saja tahun berikutnya barang bawaan yang dilarang adalah jenis yang tidak sama dengan tahun ini. Pastikan teman-teman men-declare apa-apa saja yang dibawa.

Jika membawa cairan: lotion, parfum, minyak goreng, minyak kayu putih, sabun cair, dll, yang volumenya lebih dari 100 ml, letakkan dalam bagasi. Jangan sertakan mereka dalam tas yg akan teman-teman bawa ke kabin pesawat.

Gunting kuku, cutter, gunting kecil, alat-alat yang memiliki sisi tajam, sendok, garpu, dll (bukan untuk tujuan kriminalitas) letakkan dalam tas/koper yg dibagasikan.

Jika membawa barang yang rentan rusak seperti magicjar, hiasan kaca, atau bahkan yang ingin bawa gelas/piring keramik, beritahulah petugas untuk menandai tas yang mengangkut benda-benda tersebut dengan sticker bertuliskan fragile.

Jika anda suka berinternet, bawalah modem GSM yg unlock (tidak terikat dg suatu provider tertentu). Namun, tidak semua negara mendukung teknologi dari modem yang anda bawa, seperti halnya handphone Indonesia tidak bisa digunakan dibeberapa negara tertentu.

Oke, selamat berpergian ke manapun tujuan negara Anda.