28/03/2024

Kekonsistenan profesi

Tadi, saat saya pulang dari sekolah... ban motor saya menunjukkan tanda-tanda bocor. Kempes, tapi tetap saya naiki motor saya sampai menemukan tukang ban yang letaknya lumayan jauh bila ditempuh dengan cara mendorong motor. Setelah dicek oleh seorang ahli tambal ban, benarlah dugaan saya bahwa ban tersebut bocor. "Bocor alus," ujar si ahli tambal ban.

Melihat tukang tambal ban bekerja, saya teringat banyak orang sejenis tetap setia dengan pekerjaannya. Maksudnya, ada orang-orang tertentu yang tetap bekerja di bidang yang sama dalam waktu yang lama. Saya belum pernah bertanya pada mereka yang bekerja demikian alasan apa yang membuat mereka tetap melakukan profesinya bertahun-tahun tanpa beralih menjadi seseorang yang berprofesi lain. Hanya saja... saya melihat orang-orang demikian konsisten bekerja di bidang yang sama.

Kemudian, saat masih menunggu proses tambal ban yang tidak sebentar itu, saya juga teringat akan kejengkelan teman-teman yang sejurusan dengan saya tentang banyaknya orang yang berlatar belakang ilmu murni (bukan bertujuan untuk mengajar) "banting setir" ke profesi pendidikan alias menjadi guru. Semacam, mereka ini dulu tidak mau mengambil jurusan pendidikan atau keguruan, tapi saat bekerja malah bermain di lahan yang tidak mereka inginkan sebelumnya--menjadi guru dengan ijazah bukan dari pendidikan/keguruan. Bisa dibilang orang-orang demikian tidak konsisten atas apa yang telah mereka pilih.

Berbicara tentang kebijakan pemerintah atas fenomena guru bukan berasal dari jurusan kependidikan juga bisa menurunkan semangat para lulusan keguruan. Memang ada cara untuk menjadi guru dari lulusan bukan kependidikan, salah satunya bisa dilihat di artikel ini. Saya menduga, kebutuhan guru di Indonesia masih kurang, sehingga ada cara yang ditawarkan kepada para lulusan non kependidikan untuk menjaring mereka menjadi guru. Di satu sisi peluang bertambahnya guru semakin besar, di sisi lain adanya kenyataan bahwa persaingan menjadi guru akan meluas tidak hanya sesama alumni kependidikan, tapi juga antara alumni kependidikan dengan non kependidikan.

Lantas, apakah para alumni kependidikan selalu konsisten menjadi guru? Tidak juga. Ada teman saja yang lulusan kependidikan yang beralih menjadi bankir, karyawan, dan saya sendiri pernah menjajal freelancer dunia tulis menulis. Bisa dibilang, seseorang bisa berubah dikarenakan banyak hal. Bisa juga karena memperhitungkan suatu hal, seperti adanya minat baru dibandingkan cita-cita yang selama ini dianggap ideal. Lebih-lebih profesi seseorang saat ini bisa saja lebih dari satu, tergantung kemampuan dan tujuan hidup yang ingin dicapai oleh orang yang bersangkutan. 

Teruntuk para pengunjung blog ini yang benar-benar membaca tulisan ini, bagaimana dengan kekonsistenan profesi kalian? Akankah tetap profesi yang sedang dijalani seperti sampai  5 tahun ke depan? Atau sudah ada bayangan side job apa yang akan kalian lakukan beberapa waktu ke depan? 

Selamat bertahan atau mencoba berganti profesi. Apapun profesinya, walau bukan konsisten pada satu jenis profesi... semoga tetap konsisten untuk terus mencari keberkahan dan kebaikan dari Sang Pencipta, dimanapun kalian berada.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)