10/12/2011

Overload

Pernah merasa jenuh? buntu? penuh? bahkan overload? [wah istilah apaan nih :D] Apa yang biasanya pembaca lakukan utk mengatasi hal2 tersebut? Pasti ntar jawabannya: tergantung orangnya sih, biasanya mau ngapain. [O-o-o!! nih jawaban ga ngebantu banget ya]

Jawaban yg paling aman dan sehat adalah mengingat zat yang paling sempurna dan Maha segalanya. Ini biasanya bisa dilakukan dengan cara berdzikir, sholat, mengaji, dan sederet tindakan ibadah lainnya. Dari segi muamalah, membantu orang lain walau terlihat sepele, cukup 'menyelamatkan' rasa bahwa diri ini berada dalam kondisi yang amat menyedihkan. Dengan demikian, dengan melihat orang lain, referensi tentang kehidupan akan semakin bertambah. Namun, saya juga belum menemukan pada level mana saya tidak perlu memperhatikan orang lain dalam hidup ini pada suatu waktu tertentu. Suatu kondisi dimana kegiatan terlalu mengamati orang lain bisa mempengaruhi 'kestabilan diri sendiri'.

08/12/2011

List Songs

Berawal dari salah satu teman di facebook yang memposting lagunya Adele yang berjudul Someone Like You (wih.. ada suara pianonya dan yang nyanyi juga suaranya enak~) akhirnya teringat sama musik yang jadi backsound nya slide bertema Digital Learner karena mirip-mirip dikit dengan tempo yang lebih lambat; judulnya Everyday. Hehe.. sebuah tujuan belajar yang melenceng ya (karena ketika serius membaca konten eh.. ternyata teralihkan karena memperhatikan backsound :D). Alhasil, lama-lama penasaran juga dengan keberadaan piano pada lagu-lagu yang sebenarnya sudah pernah didengar dan mungkin pembaca akan berkomentar.. Eh kok lagu jadul ya :D Sebenarnya sih bukan penggemar musik sejak lama karena kalau dibilang pecinta musik maka mungkin sejak bangku sekolahan saya sudah menggemari beberapa band/penyanyi yang lagi "IN" di deretan chart TOP MUSIK dalam atau luar negeri (segala genre mulai religius sampai jazz), alias bisa dibilang menjadi bagian dari komunitas anak gaul. Haha padahal.. NOL besar. Kemudian, kira-kira beberapa tahun belakangan, malah searching lagu-lagu lama, bergenre acak (bukan pengagum satu aliran sih, tapi ga tau ke depannya).

Berikut ini lagu-lagu yang ada permainan pianonya (ini bukan diurutkan karena alasan tertentu; baik itu  genre, popularitas, tahun, dominasi drum, dsb). Kalau ada suggestion bisa ditambahkan belakangan.
Oke... ada lagi yang lain??

16/11/2011

Permanent resident

Menjadi permanent resident di suatu negara PASTI mempunyai persyaratan yang perlu dipenuhi. Beberapa point penting seperti: Bahasa, pekerjaan/keahlian, pernikahan dengan warga permanent resident adalah hal-hal yang berkaitan dengan proses permohonan menjadi permanent resident. Berikut adalah cerita dan sedikit info untuk Anda yang berminat menjadi permanent resident di Australia.

14/11/2011

Background blog

Meski kadang tulisan menjadi point utama yang diperhatikan, tidak bisa dipungkiri kalau background dan layout suatu blog juga dinilai  oleh pembaca. Bahkan, sebagian orang menilai bahwa keberadaan blog bisa mewakili bagaimana karakteristik seseorang. Ya, tentu saja jika blog tersebut adalah blog sehari-hari dan tidak ditujukan untuk keperluan marketing ataupun bagian dari suatu penelitian. Namun pendapat itu juga sebenarnya bisa terpatahkan dengan sendirinya dengan melihat siapa yang berkomentar. Pasti orang-orang yang menilai keberadaan tampilan layout adalah orang-orang visual. Biasanya, orang visual cenderung 'cerewet' untuk masalah tampilan. Sayangnya, dunia ini terlalu padat untuk dipenuhi oleh orang-orang visual hehehe.. Jadi waspadalah.. (Enggak penting juga kalee,, terserah saya layout diatur gimana. Kan ini bukan blog yang perlu divalidasi kelayakannya jadi tidak perlu repot kan Ha2 ).

Kembali lagi ke topik background. Em.. apa ya.. karena tidak punya keahlian di bidang per-layout dan per-background-an apalagi web developer, saya hanya bisa menyarankan satu aspek penting dalam hal keterbacaan. Seatraktif ataupun sesimple apapun blog Anda, pembaca pasti akan menilai bagaimana keterbacaan dari tulisan artikel Anda. Karena blog bertujuan utama untuk berbagi informasi, hendaknya pesan yang terkandung dalam suatu blog terbaca dan dimengerti oleh pembaca tanpa  harus berjuang melawan 'gangguan' ketika membaca tiap huruf yang ada.

Btw, ada ide nggak.. kira-kira blog ini sangat cocok menggunakan background apa? :)

16/10/2011

Dulu terabaikan

Teman, berada di tempat yang benar-benar baru perlu meningkatkan rasa kewaspadaan penuh. Salah satunya makanan. Jika sebelumnya saya pernah terjegal dengan yang namanya MSG dan kawan-kawan, maka kali ini masalah makanan lebih pada sesuatu yang sangat mendasar, yaitu ke Halalannya. Mungkin dulu logo halal dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko penjual makanan ringan, atau bahkan membeli ayam di ‘orang yang dipercaya’ pun dapat dilakukan dengan ringan, maka sekarang tidak akan bisa semudah itu. Namun tidak jarang juga di negara sendiri, para makanan berlogo halal pernah dinyatakan tidak halal setelah ditemukan beberapa kandungan yang ‘bermasalah’ beberapa tahun kemudian, kandungan yang biasanya ditampilkan dalam E-code series he3

01/10/2011

Bahasa Inggris

Teman, belajar bahasa Inggris itu perlu. Di samping itu, belajar budaya juga sangat perlu. Paling tidak, untuk siapa saja yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri/suatu negara tertentu.  Mungkin akan ada yang berpendapat, “ah namanya juga bahasa Inggris, paling intinya sama”. Ya, memang ada benarnya. Namun, bahasa Inggris itu erat kaitannya dengan budaya suatu negara tertentu. Bagaimana seseorang mengucapkan suatu vocab tertentu di suatu negara bisa sangat berbeda dengan pengucapan yang kita dengar dari film-film berbahasa Inggris. Berikut adalah tiga vocabs yang diperoleh dari hasil pengamatan dan menjadi telah menjadi budaya warga setempat dalam kehidupan sehari-hari.

  • Kalau mau bertanya tentang sesuatu, meminta tolong, permisi karena akan melewati jalan yang dihalangi seseorang/lebih, kata Excuse me menjadi wajib untuk diucapkan dalam kondisi semacam ini.
  • Thank you menjadi kata penting lain untuk penghargaan terhadap kesempatan yang diberikan, bantuan,  atau saat keluar dari bus.
  • Untuk orang yang baru beradaptasi atas aksen bahasa suatu negara, fungsi pendengaran masih berada di level low. Alhasil, ketika meminta kesediaan lawan bicara mengulang pernyataan yang disampaikan, kata Sorry atau pardon menjadi penting untuk diucapkan.

Kemudian, hal yang membahagiakan dalam berkomunikasi adalah antara dua pembicara atau lebih mengerti apa yang dibicarakan. Ga jarang lho kalau sudah ngomong, susunan S-P-O-K dalam pembicaraan  ga beraturan : D grammer menguap, pronounciation ajur dan sebagainya, maklum English nya pas-pas an. Namun yang menarik adalah sehancur-hancurnya pronounciation, dia akan membaik dengan semestinya (sesuai dengan negara tertentu). Bagaimana membaik nya? Coba ajak bicara native speaker. Ketika dia bertanya tentang suatu term yang dia tidak mengerti, ada kemungkinan kita perlu memberi tambahan informasi pada term tersebut, dan ada kemungkinan kalau pengucapan kita tidak sesuai dengan bagaimana dia mengucapkan term tersebut. Jadi, belajar dari kesalahan itu perlu hehehe.

Ada perbedaan juga ketika berkomunikasi antara warga sini dengan warga di negara asal. Di sini, setelah mengamati mereka bercakap-cakap. Selama percakapan terjadi, kedua orang sama-sama talk active. Maksudnya, jika satu orang berbicara atau bercerita tentang kondisi hari ini yang cerah, maka lawan bicaranya akan merespon dengan kata-kata “absolutly”,” wow”, “yeah”, “yup”, “ right”, “great”, “wonderful”,etc (menyela; bukan di akhir pembicaraan si pembicara awal). Sedangkan di negara asal, jika ada dua orang saling berkomunikasi, pembicara kedua akan merespon setalah pembicara satu menyesaikan apa yang ingin diutarakan.

Hal lain yang menarik adalah beberapa kata dalam bahasa Inggris waktu diajarkan di sekolah dikaitkan dengan penggunaannya di luar negeri. Tidak selalu respon yang diterima setelah mengucapkan “thank you” adalah “you are welcome”. Beberapa orang mengatakan “It’s Okay”, “ Never mind”, “No matter” atau bahkan “Good night” (seusai mengucapkan terimakasih pada sopir bus di malam hari). Kemudian kata lain adalah “How are you?”, maka respon yang tercetak di text book q waktu sekolah dasar adalah “I’m fine, thank you”. Kita bisa menerima jawaban, “good”, “I’m not good now”, “very well”, dan bisa juga mendapat respon deskripsi narasi sesuai dengan kondisi lawan bicara saat itu.

Oke, demikian cerita tentang penggunaan bahasa Inggris oleh orang yang pas-pas an bahasa nya. Sampai ketemu cerita selanjutnya.

Elderly people

Kalau diingat-ingat, pertama kali mengenal istilah ini di kit Cute test – sebuah test bahasa untuk persyaratan masuk ke Curtin university – sebuah istilah untuk orang-orang yang sudah berusia senja. Sedikit dari pembahasan di materi itu adalah berkaitan dengan meninggalnya seseorang yang baru ditemukan setelah beberapa waktu kemudian (entah beberapa minggu/bulan) di suatu rumah yang ia huni sendirian. Saat itu, aku masih membayangkan bagaimana para elderly hidup sendiri tanpa keluarganya. Agak aneh jika dibandingkan dengan budaya di negara sendiri kalau orang berusia lanjut biasanya akan ditemani oleh keluarganya. Sebuah gambaran bahwa elderly people bersikap tidak terlalu turut campur dalam kehidupan pribadi anak, sepi, dan terkesan suram.

Di tempat ini, keluar dari satu pemandangan elderly yang biasa kukenal, aku menemukan pemandangan baru. Suatu informasi baru yg ter ‘add’ dengan latar budaya yang berbeda. Para elderly yang mandiri. Bukan bermaksud mengatakan bahwa elderly di negeri sendiri manja, tetapi mandiri di sini lebih menekankan bahwa mereka kemana-mana sendiri dan tidak menutup kemungkinan mereka tinggal di rumah seorang diri. Ketika berbelanja kebutuhan sehari-hari di dekat kos atau agak jauh, dapat ditemukan elderly people yang juga berbelanja. Mereka menggunakan sebuah troli yang bisa memuat barang-barang belanjaan. Mereka juga ikut duduk-duduk di halte bus utk menanti bus umum yang membawa mereka berkelana ke manapun mereka inginkan. Meski terlihat ringkih dan tertatih-tatih karena kecepatan berjalan mereka seirama dengan pergerakan jarum jam dari satu detik ke detik berikutnya, mereka tetap saja beraktivitas seorang diri dengan ditemani semacam jagrak sebagai alat bantuan untuk berjalan. Suatu pemandangan yang masih sedikit mengiris hati tapi patut diapresiasi. Mengiris hati karena mengingatkanku pada almarhumah nenek tapi patut diapresiasi atas upaya yang mereka lakukan. Pembelajaran yang dapat kuambil adalah “seperti apapun kondisi yang ada pada diri kita, hendaknya kita terus berjalan mengarungi kehidupan meskipun dengan nilai kecepatan yang sangat kecil. Hingga diambilnya kesempatan kita untuk berjalan di akhir episode kehidupan ini.”

Hal yang sama antara elderly people di negara ini dengan negara sendiri adalah bagaimana sikap mereka pada yang lebih junior. Ada elderly people yang ramah dan ada juga yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Dengan kemampuan bahasa Inggris ku yang pas-pasan, elderly people ramah sangat menyenangkan ketika bercakap-cakap. Seringkali, mereka menyapa dengan mengomentari kondisi cuaca (matahari yang hangat, angin yang dingin, dsb) sebagai pembuka percakapan. Kemudian bertanya mau kemana, dari negara mana, sudah berapa lama di negara ini, dan pertanyaan lain sesuai dengan kondisi dimana kami berada saat itu dengan durasi waktu tertentu. Bahkan jika waktunya cukup lama (ketika menunggu bus di hari sabtu/minggu), ada yang sampai bercerita tentang negara asal, di negara mana saja keluarganya berada, dan bahkan mendiskusikan pertimbangan untuk menetap di negara ini.

Kemudian, bagaimana perlakuan sekitar terhadap para elderly di sini? Yah, mereka diperlakukan seperti warga negara lain yang masih muda (dalam perolehan hak). Namun, yang nampak berbeda adalah ketika menggunakan transportasi umum, salah satunya bus. Ada bagian tertentu bus yang diperuntukkan untuk para elderly dan para ibu pembawa troli bayi (di sini bayi dan balita diletakkan dalam troli – tidak ada yang digendong, kecuali berusia sangat muda dan ini jumlahnya tidak banyak), letak tempat duduk ini di bagian depan sampai agak ke tengah bus. Kursi di area tersebut juga bisa dilipat, sehingga troli tidak makan banyak tempat di dalam bus. Ketika mereka datang, orang-orang langsung berdiri dan mempersilahkan mereka untuk menempati area tersebut. Jika kursi bagian belakang sudah penuh, maka orang-orang ‘mengalah’ tadi akan tetap berdiri sampai tiba di tempat tujuan mereka.

Ya, begitulah sedikit cerita yang tertangkap selama di sini. Mungkin informasi tentang mereka akan ter’upgrade’ seiring berjalannya waktu. Paling tidak, gambaran tentang para elderly di negara ini dan di negara asal telah ter’capture’ dalam ingatan. Semoga ini bisa menjadi bahan tambahan untuk memutuskan bagaimana memperlakukan para elderly seharusnya (terutama bagaimana akan memperlakuan orang tua sendiri saat ini, bagaimana bentuk penghargaan kepada mereka), atau bahkan untuk siapa saja yang mencoba berdamai dengan ‘kekritisan’ para elderly J.

02/09/2011

My First Arrival in Perth


Sebelumnya, dosen-dosen sudah berpesan kalau di perth itu seperti kota mati. Jangan kaget kalau di sana tidak seperti di sini. Jalan sendirian menuju kampus sangat aman dan bebas polusi tidak seperti di Surabaya. Oke, sebuah image tentu saja terbentuk seketika. Hem, sepertinya tidak terlalu sulit berdamai dengan keheningan karena tiap diri manusia pasti akan mencintai saat hening dalam perjalanan hidupnya, meski itu hanya saat-saat sejenak untuk merefleksikan diri atas segala yg telah terjadi di lampau.
Setelah melampui 2 bandara international, Juanda dan Ngurah Rai, dalam perjalanan yg mengalami turbulency, sampailah kami bertujuh di bandara Perth. Eh tapi setelah aq sampai ke halaman  bandara, tulisannya “Perth international terminal”. Hem, berarti terminal itu diartikan tempat pemberhentian untuk transportasi pesawat juga. Sebuah arti yg tiba2 ter”add” oleh memoriku. Istilah yg biasanya aku ketahui untuk tempat pemberhentian kendaraan di darat (bus dan angkot) saja.

Setelah “penggeledahan” berlangsung, kami keluar mendorong troli perngangkut koper masing-masing ke luar area parkiran. Sebelum berpisah bersama beberapa orang yang bersedia mengantar kami ke kos masing-masing, tidak lupa kami foto bersama. Yah, foto yang berisi orang-orang yang akan menjadi keluargaku 6 bulan ke depan. Kami berenam dari Unesa: Rokhmah, Lilik, Aris, mbak Erna, Enny, dan Aq. Serta satu orang dari UGM, mas Amri.
Di halaman parkir ini tidak berbeda dengan halaman parkir di bandara Juanda. Mobil-mobil tertata rapi seperti semestinya. Namun beberapa mesin karcis parkir yang tersedia menjadi perbedaan mencolok antara kedua bandara tersebut. Sebuah mesin karcis yang “manual” atau menurutku itu adalah mesin yang berbunyi “service by your self” dalam bidang perkarcisan. Ini fotonya:

Kemudian, kami terpisah dalam 3 mobil melintasi jalanan menuju kos kami masing-masing. Sepanjang perjalanan, istilah “kota mati” ternyata mulai terasa. Sepanjang jalan keluar bandara, aq hanya melihat mobil dalam jumlah banyak terparkir di parkiran tanpa ada seorang pun berlalu lalang. Jalan raya begitu lenggang sambil sesekali berpapasan dengan kendaraan dari arah berlawanan. Hari itu adalah hari sabtu, mas yang mengemudikan kendaraan yang kami tumpangi berujar, ya beginilah kalau weekend (sabtu – minggu) orang-orang senangnya di rumah.
Setelah berputar-putar mencari kosan akhirnya sampailah di tempat yang akan kami berlima huni 6 bulan ke depan (2 yang lain beda kos).

Fiuh, akhirnya sampai juga. Lalu setelah memasuki rumah itu. Kami disambut seseorang bernama Errol - pemilik rumah- (aq  langsung teringat eriol hiiragizawa -> komik sakura, yang merupakan sosok “pembelahan” dari ayahnya Sakura Kinomoto :D), sekaligus menyelesaikan kontrak penyewaan beberapa kamar untuk 2 minggu ke depan. Di sini, pembayaran rent nya seminggu sekali.
Keesokan harinya, kami diajak berjalan berkeliling oleh mbak Yuli beserta keluarga. Yah, berjalan bersama-sama menyusuri jalan sambil melihat bus stop terdekat. Dari paparan yang di sampaikan, terdapat dua jenis bus stop, hail-bus stop (perlu melambaikan tangan untuk memberi tanda kepada sopir bus bahwa kita ingin naik bus tersebut) dan bus stop besar (di bus stop ini bus pasti berhenti dalam durasi waktu tertentu. Misal: Oats station dan Curtin bus stop). Kami perlu melihat rute dan nomor bus untuk memastikan bus yang kami tumpangi sampai pada tempat-tempat yang akan kami tuju. Bagaimana pun juga, (setelah beberapa minggu di Perth) pengalaman mengatakan bahwa paling tidak, kami perlu mengakses dua situs: googlemap dan transperth. Setelah menunjukkan beberapa bus stop yang perlu kami ketahui sekedar untuk pulang-pergi kampus, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat belanja kebutuhan sehari-hari terdekat.  Di sini benar-benar tenang teman. Keheningan dan kesegaran udaranya benar-benar cocok untuk menenangkan diri. Oke.. sampai jumpa di cerita yang lain.

Persiapan ke luar negeri

Persiapan perlu dilakukan sebelum berkunjung ke negara lain, terlebih untuk teman-teman yang akan menetap dalam beberapa waktu tertentu. Buatlah catatan apa-apa saja yang teman-teman perlukan selama berada dalam rentang kunjungan. Jangan lupa untuk menyertakan surat-surat dan dokumen resmi yang diperlukan.

Akses website berkaitan dengan peraturan negara yang akan dikunjungi. Contoh: sebelum berangkat ke Perth, paling tidak teman-teman perlu mengakses http://www.daff.gov.au/aqis/travel/entering-australia/cant-take

Prediksi dan pantau musim yg terjadi di negara tujuan agar membawa pakaian sesuai musim. Jika musim dingin, teman-teman perlu membawa: lotion/pelembab, serta peralatan yg mungkin dibutuhkan seperti payung, jas hujan (saya rekomendasikan untuk daerah dengan angin berkecepatan cukup tinggi, karena payung akan mudah diluluhlantakkan oleh angin), jacket tebal, kaos kaki, sarung tangan, syal dan penutup kepala, sandal, dan mungkin kacamata hitam.

Mengenai bahan makanan, declare dan usahakan tidak membawa yang dilarang. Namun saran saya, jika teman-teman mau mengambil resiko apapun yang terjadi, itu lebih baik. Misalkan membawa makanan yang home made (bukan olahan daging, karena ada negara yang tidak memperbolehkan olahan daging masuk negara tersebut) upayakan membuat teks yang ditempel di kemasan makanan tersebut. Ketiklah ingredient, perkiraan kuantitasnya, dan expired date dari makanan tersebut. Tulislah mereka in English. Jika petugas bandara tidak berkenan untuk meloloskan beberapa bawaan, relakan saja mereka untuk disita. Namun, karena kondisi suatu negara bisa merubah kebijakan mereka sewaktu-waktu, maka pengunjung pun tidak akan pernah tahu kalau tahun ini beberapa barang bawaan dilarang dan mungkin saja tahun berikutnya barang bawaan yang dilarang adalah jenis yang tidak sama dengan tahun ini. Pastikan teman-teman men-declare apa-apa saja yang dibawa.

Jika membawa cairan: lotion, parfum, minyak goreng, minyak kayu putih, sabun cair, dll, yang volumenya lebih dari 100 ml, letakkan dalam bagasi. Jangan sertakan mereka dalam tas yg akan teman-teman bawa ke kabin pesawat.

Gunting kuku, cutter, gunting kecil, alat-alat yang memiliki sisi tajam, sendok, garpu, dll (bukan untuk tujuan kriminalitas) letakkan dalam tas/koper yg dibagasikan.

Jika membawa barang yang rentan rusak seperti magicjar, hiasan kaca, atau bahkan yang ingin bawa gelas/piring keramik, beritahulah petugas untuk menandai tas yang mengangkut benda-benda tersebut dengan sticker bertuliskan fragile.

Jika anda suka berinternet, bawalah modem GSM yg unlock (tidak terikat dg suatu provider tertentu). Namun, tidak semua negara mendukung teknologi dari modem yang anda bawa, seperti halnya handphone Indonesia tidak bisa digunakan dibeberapa negara tertentu.

Oke, selamat berpergian ke manapun tujuan negara Anda.

20/08/2011

Welcome to my new blog

Honestly, I have disappointed toward a social network that deleted my 'precious' blog. There were several posts that contained about my reflective view toward my surrounding. I said it was precious because it presented my unusual writing and it wasn't my academics writing, just everything that I was thought before. Later, I was doubted my self to write again. However, I miss when I re-read my own writing, or when my writing was judged by my friends. In conclusion, I would like to continue one of my hobbies, to share everything that I have, to write everything in my mind, and to prepare my self receiving feedback from people. Now, I published one of my blog, the new one. See you later.


Regards,
Alfath