Pernah mendengar sekelumit kata
‘sawang sinawang’? Yup, pepatah dari Jawa
ini sering terdengar ketika kita melihat keadaan orang lain
dan dibandingkan dengan kondisi kita sendiri. Biasanya, hal-hal yang
terlihat dari orang lain itu adalah hal-hal yang lebih baik daripada apa yang
kita miliki. Sayangnya, kegiatan ‘sawang sinawang’ ini rawan memunculkan
penyakit hati apabila tidak diiringi sikap sadar dan syukur. Nah berikut
ini ada sedikit kisah tentang seseorang yang
memperlakukan dengan baik tetangga yang disinyalir sedang iri terhadapnya.
Seorang ibu penjual gudeg, pernah menjadi korban ‘sawang
sinawang’. Singkat kata, masakan
dari ibu ini laris
manis diserbu pelanggan tiap ia membuka depotnya. Melalui cerita orang kepercayaannya, suatu ketika beliau menaikkan harga jual Gudeg
karena harga bahan dasar mengalami kenaikan di
pasar. Lalu apakah ada peristiwa menarik? Tentu saja ada. Salah
satu tetangga nyinyir mengatakan
harga jual masakan beliau terlalu mahal. Nah, si Ibu penjual gudeg tersebut
malah memberikan gudeg untuk si tetangga secara cuma-cuma. Saya kurang tahu
beliau menghadiahi gudeg untuk si tetangga selama berapa hari. Yang jelas, tanpa
banyak kata untuk menangkis nyinyiran yang ada, beliau membalas
perbuatannya dengan kebaikan. Bahkan si ibu penjual gudeg juga menurunkan
kembali harga jual gudeg seperti sediakala. Mungkin beliau khawatir akan daya
beli orang-orang di sekitarnya.
Nah
kalau kalian di posisi penjual gudeg tersebut, yakin masih mau tergerak untuk berbagi? Bukankah membalas perkataan nyinyir lebih mudah daripada berbuat baik
kepada mereka yang berbuat tidak menyenangkan? Yah, rasanya kita perlu berusaha terus untuk berbuat baik dengan sesama bagaimana pun kondisinya. Susah? Jelas. Jangankan untuk berbuat baik, diam tidak membalas omelan saja sebagian orang mungkin akan kesusahan. Namun rasanya, iming-iming
balasan kebaikan sebesar biji sawi itu boleh kan
kalau selalu kita ingat?
Pernah membaca kisah Nabi Muhammad menyuapi seorang pengemis Yahudi yang buta? Bila belum, simak kisahnya melalui google dan teman-teman boleh takjub, berdecak kagum, atau bahkan tersenyum getir karena belum tentu mampu untuk melakukannya.