11/03/2019

Bookstagrammer



Akhir-akhir ini saya lebih sering mengakses instagram daripada twitter, apalagi facebook. Sederhana saja, tujuan saya membuat instagram untuk memfollow penerbit dan para pembaca lain. Otomatis tampilan postingan yang 'nongol' saat pertama buka instagram adalah jajaran foto buku dan hal-hal berkaitan dengan buku. Karena berfokus pada bacaan, sebisa mungkin saya tidak memosting selain bahan bacaan. Saya mengantisipasi agar instagram tidak seperti facebook saya dulu, terlalu ramai dan "menyesakkan". Saya merasa tidak nyaman untuk membagi setiap hal untuk banyak orang. ^^

Lambat laun, saya memperoleh banyak rekan pembaca di instagram. Mulai dari teman yang suka memosting foto buku dengan printilannya, sampai teman yang memosting foto dengan caption berisi review mendetil selama 3-5 kali untuk satu buku. Selain menemukan akun-akun penerbit dan pembaca buku lain, saya juga menemukan akun para penulis buku. Hal yang saya kira susah untuk dijangkau saat masa lalu, kini sangat mudah untuk digapai. Misal, menghubungi penulis secara langsung.

Kembali pada rekan-rekan pembaca yang suka memosting foto cantik buku-buku yang diulas. Mereka mengatur foto buku sedemikian rupa disertai caption tertentu. Pembaca jenis inilah yang mudah 'ditandai' oleh penerbit. Jenis pembaca yang jago memotret dan berkata-kata, mudah bekerjasama dengan pihak penerbit. Nah, untuk kalian yang ingin bekerjasama dengan penerbit bisa mencoba menjadi seorang bookstagrammer. ^^

Lalu, kalau ditanya apakah saya bookstagrammer? Rasa-rasanya bukan. Foto yang saya hasilkan masih jauh dari memadai. Hanya saja, saya masih suka berkeliaran di akun-akun bookstagram. Entah itu sekedar melihat-lihat judul buku yang sedang kekinian, atau bahkan mencari inspirasi bentuk tatanan buku yang menarik sebagai bahan postingan di instagram.

Jadi, apakah kalian berminat menjadi bookstagrammer? Atau, jangan-jangan....kalian termasuk bookstagrammer juga? ^^