14/02/2024

DPK

Tidak menyangka, hari ini akan mendapati keadaan "spesial" yang sempat bikin was-was. Sebenarnya sejak kemarin was-was ... tapi alhamdulillah hari ini selesai. Saat saya mengecek NIK (Nomor Induk Kependudukan) sesuai postingan ini, saya merasa lucu saja karena NIK saya tidak terdaftar. "Oh mungkin panitia belum memasukkan semua data calon pemilih," pikir saya. Namun, saat saya duduk di antara para pemilih yang mengantri tadi siang sambil menunggu detik-detik terakhir peserta DPT habis, saya malah tersadarkan... "Sudah beberapa periode pemilu saya ikuti dengan domisili e-KTP yang sekarang tapi malah ngga terdaftar sebagai DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang ini."

"Awakmu ngga diakoni dadi WNI," balasan chat salah satu teman saya yang sudah mencoblos sambil leyeh-leyeh di rumahnya saat saya ceritani kalau saya tidak terdaftar menjadi DPT. 

Untung saya bawa HP dan bisa ber-chat ria tanpa mati gaya. Mau ngerekam-memfoto rasanya ngga bersemangat sekali waktu itu, was-was ngga kebagian kartu suara. Maklum, saya ngga bawa apa-apa dari kelurahan/Balai desa karena ngga sempat ngurus surat keterangan kemarin. Waktu akan ijin pulang dari sekolah pun saya dicegah sama salah satu staff Waka dan berujar, "Ngga usah repot ngurus, sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Besok tinggal bawa e-KTP saja sama bawa KK. Nanti dikasih surat suara cadangan dan dibikinkan berita acara sendiri." Mendengar ujaran demikian, saya agak lega dan meyakini ucapan beliau yang biasa menjadi RW di lingkungan rumahnya memang mirip dengan apa yang saya baca di website. Hanya saja saya masih ragu karena terbersit pikiran, 'Bagaimana kalau beda daerah beda aturan? Kan biasa tuh aturan bisa beranak pinak walau masih satu negara.'

Sesampainya di TPS yang bertempat di RT sebelah, saya diberitahu panitia untuk mencoblos sekitar 12.00-13.00 WIB. Ternyata, saya tidak sendirian menunggu nama saya dipanggil. Ada seorang adik, usia 18 tahun juga duduk manis sambil mendekap KK dan e-KTP. 

Saat jam mendekati pukul 1 siang, akhirnya nama saya dan si adik dipanggil. Setelah mencelupkan salah satu jari ke dalam tinta yang bisa dimanfaatkan untuk mengaktifkan promo-promo yang bertebaran di luar sana, saya menjemput e-KTP saya. Ternyata salah satu petugas masih menulis nama lengkap dan NIK saya pada kertas oret-oretan, bukan kertas yang sempat saya bayangkan sebelumnya. Maksudnya ...sejenis kertas berisi keterangan atau formulir isian untuk pemilih yang tidak terdaftar dan berstatus DPK (Daftar Pemilih Khusus). Mungkin, memang masih menunggu dibuatkan form resminya, atau menunggu panitia lain datang membawa sesuatu serupa itu, atau bisa juga perlu upload dan input data tertentu di aplikasi pengimputan suara, dsb. Yang jelas, alhamdulillah saya masih kebagian kartu suara dengan 5 varian yang berbeda. 

Semoga pemilu kali ini benar-benar bisa menjaring paslon yang amanah dan mampu memimpin rakyat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Paling tidak, saya berhasil menggunakan hak saya hari ini memilih satu paslon dengan kesadaran penuh, sisanya ... saya dan siapapun peserta pemilu harus menyadari bahwa akan ada peran 'tak terlihat' yang turut menguji iman seluruh WNI di manapun mereka berada. 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)