18/05/2024

Tempat pengingat

Akhir-akhir ini, saya seperti diingatkan kembali agar tidak terlalu sedih dalam menghadapi hidup. Ada rentetan kejadian yang mengingatkan saya agar perlu lebih menghargai orang-orang di sekitar saya. Lebih-lebih pada mereka yang berinteraksi dengan saya secara langsung sehari-hari. Kebersamaan yang tidak bisa menjadi jaminan kami akan saling bersama satu sama lain selamanya, misal saya dan keluarga saya.

Beberapa hari ini terdengar kabar duka dari beberapa rekan orang tua saya, berpulangnya sepupu dari adik ipar yang berusia terhitung muda, kabar kecelakaan dari suami-suami beberapa rekan kerja saya, dan kabar opname salah satu adik ayah saya. Kabar-kabar ini memaksa saya untuk kembali merasa 'awas' bahwa saya pun perlu menjaga diri baik-baik agar bisa berperan untuk saling menjaga siapapun di sekitar saya. 

Kemarin, salah satu teman online yang memasukkan saya ke dalam closed friend-nya di instagram membuat story ingin rehat dari kegiatan ber-instagram. Saya hanya mengomentari story-nya dengan sebuah ucapan 'selamat beristirahat'. Saya menduga dia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Lebih-lebih saat saya baca story ke dua bercerita tentang teringatnya dia akan salah satu teman bookstagram kami yang lain... dan sudah meninggalkan dunia yang fana ini kira-kira setahun yang lalu. Perkara meninggalkan dunia ini memang bukan perkara remeh. Saat merasa sakit dengan kurun waktu yang agak lama, agak berat, tidak sedikit manusia pasti berpikir ke arah 'akankah usiaku segera berakhir?'

Satu pemikiran yang tentunya perlu meluaskan hati, belajar menerima segala kemungkinan yang ada di depan mata. Tidak hanya kesiapan diri ini bila harus "meninggalkan", atau "ditinggalkan" mereka yang biasa bernapas di sekitar kita. Perlu sikap sigap seperti siap mengantar atau bertindak bila terjadi apa-apa, sambil terus mohon ampun dan berdoa pada Allah atas apapun yang terjadi. 

Seperti beberapa jam lalu saat saya dan keluarga mengunjungi salah satu om yang sedang dirawat inap. Jujur saja tempat itu amat penuh dengan kenangan. Tempat di mana kakek saya yang hobi membaca itu menghembuskan napasnya yang terakhir. Tempat di mana saya juga pernah mendapatkan peluang hidup dan mati sebesar 50:50 sambil mendengar kelugasan kata-kata perawat saat melapor kondisi saya yang terjun bebas pada dokter. Singkat cerita, tempat itu sungguh mengingatkan akan pentingnya menjaga kesehatan untuk hidup, menguji nyali, menguji keimanan dan kepasrahan hidup; sebut saja Rumah Sakit S. 

Sebagian orang amat mudah hidup dalam kondisi sehat. Sebagian lain perlu upaya ekstra untuk sekadar bisa hidup nyaman tanpa rasa sakit. Akhir kata, saya berharap ... berapapun usia pengunjung blog tak jelas ini .. semoga tidak bosan untuk menjaga kesehatan. Walau tiap manusia sudah jelas kapan matinya, saya memohon... hentikan kebiasaan yang tidak mempertinggi peluang hidup kalian. Saya mungkin bukan siapa-siapa kalian, mungkin juga belum bertemu langsung... hanya saja saya ingin agar kalian 'aware' dengan kesehatan demi kalian sendiri. Bila orang-orang yang peduli dengan hidup kalian tiada, siapa yang akan peduli pada kalian?

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)