20/09/2024

Bukan bercanda

Dulu, saat saya masih di bangku sekolah... waktu menjelang ulangan... saat bahan terasa banyak yang harus dibaca dan dipelajari saya mendengar ada teman yang berujar, "Jarene iso pinter nek bakar buku trus abu e dicampur banyu trus diombe." Kurang lebih berarti 'katanya kita bisa pintar kalau membakar buku (yang sedang dipelajari) dan abunya dicampurkan segelas air lalu diminum. Kemudian, apakah mereka bereksperimen dengan apa yang mereka katakan? Walau terdengar menarik untuk mengetikkan efek samping meminum abu dari buku yang dibakar di sini, saya bersyukur mereka hanya omong doang. Bayangkan kalau betulan!😅

Waktu terus berjalan dan saya bertemu rekan-rekan pembaca di dunia maya, semakin mengetahui ada bacaan yang beragam. Saya mendapatkan rekomendasi buku-buku menarik ... semakin menyadari bahwa waktu, tenaga, dan dana... bukanlah sesuatu yang tidak punya batas. Bahkan ungkapan "So many books, so little time" juga semakin terdengar wajar. Singkat cerita, saya sempat berpendapat bahwa kegiatan membaca mudah disukai banyak orang. Kenyataannya tidak juga.😁

Salah satu buku yang saya beli di marketplace dibungkus kertas begini

Saya belum menemukan rekan pembaca di tempat saya bekerja. Pengajar bahasa pun sudah kerepotan dengan kewajiban mereka mengajar dengan jam yang menurut saya sangat banyak tiap minggunya (tiap 1 kelas ada 6 JP/minggu untuk Bahasa Indonesia). Paling tidak, mereka mengajar 4 kelas agar terpenuhi 24 JP/minggu untuk memenuhi kewajiban yang tercatat di Dapodik. Begitu juga pengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa, mereka punya tanggung jawab lain selain mengajar, yang juga tidak sedikit jumlah jam mengajarnya. 

Bagaimana reaksi beberapa pengajar yang mengetahui saya bawa-bawa buku? Awalnya pasti menoleh, penasaran dengan apa yang saya bawa. Bila tipis dan tidak terlalu tebal, mereka kurang lebih hanya bertanya buku tentang apa itu dan tidak berkomentar lebih saat saya duduk diam dan mulai membaca. Reaksi mulai berbeda saat saya mulai bawa buku tebal kemana-mana. Ada beberapa orang yang agak takut saat saya bawa bukunya James Herriot yang terakhir saya posting di IG, tapi setelah mereka mencoba melihat sampai halaman terakhir... menimbang bobotnya... dan melihat saya membawa buku tersebut ke ruang meeting saat ada kegiatan rapat atau komunitas belajar tiap Sabtu... rasanya ketakutan mereka berkurang terhadap buku tebal. Padahal isinya hanya tentang cerita pengalaman dokter hewan. Entah kenapa buku tebal terlihat mengerikan dibanding buku tipis (sekitar 100-200 halaman). Ada juga yang berkelakar, "Aku lebih suka buku yang banyak gambarnya, ini isinya banyak tulisannya." Padahal menurut saya ada jenis buku yang lebih horor, buku yang isinya mayoritas angka dan simbol. 😁

Apa iya?
(Bonus sticker)

Lepas dari kehidupan kerja, saya juga punya kehidupan membaca di instagram. Sayangnya, seusai saya memosting foto buku terakhir yang saya baca senin lalu (?) saya juga mendapati satu berita viral tentang sosok yang sepantaran dengan saya dan bakal jadi salah satu orang penting negeri ini tidak punya kebiasaan membaca. Kalau dibilang dia tidak membaca, dia masih mengaku membaca komik tetapi tidak membaca jenis yang berat. Sebuah kenyataan yang cukup disesalkan bahwa Ia punya potensi sebagai teladan anak-anak muda generasi penerus bangsa. Katakanlah tidak punya keinginan menjadi teladan, paling tidak... dengan kebiasaan membaca... Ia punya ketahanan untuk berusaha memahami sesuatu dari beragam sumber informasi termasuk media tulisan. Hanya saja kenyataannya ... dengan ringan hati dia berujar tidak menyukai suatu bacaan yang berat. Padahal ini perkara bacaan, gimana nanti ketahanan dia berusaha memahami keinginan rakyat Indonesia yang beraneka ragam? Yang artinya... semakin beraneka ragam keinginan, semakin menunjukkan tidak sedikitnya masalah yang bisa terjadi di Indonesia. Akankah Ia bertahan untuk memperjuangkan rakyat? Atau malah angkat tangan karena permasalahan di Indonesia terlalu berat? Mudah-mudahan dia hanya tidak suka membaca bukan berarti dia lalai memperhatikan media lain semisal video, podcast, atau apapun yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi akurat bagi Ia si calon orang berpengaruh di negara ini.

Btw, do you know who he is? 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)