http://www.mybloggerthemes.com/2014/04/foliocard-portfolio.html |
Pagi ini, saya baru mengetahui bahwa salah seorang yang pernah meng-add saya di akun facebook meninggalkan kehidupan fana ini. Kalau tidak salah mengamati komentar yang beredar, hari senin lalu, beliau dipanggil oleh Allah S.W.T menuju alam lainnya. Tidak akan ada beliau lagi di facebook, kecuali akun tersebut dikendalikan oleh keluarganya. Sebenarnya, saya tidak pernah sekalipun bertemu secara nyata, ataupun tidak terlahir segenerasi dengan beliau. Namun hal ini tidak membuat saya dengan mudah menekan tombol “unfollow” atau bahkan “unfriend” pada halaman facebook beliau ini. Alasannya simple saja, statusnya tidak pernah “mengganggu”. Malahan, sebagian besar “mengingatkan” atas hal-hal yang perlu dibaca-baca lagi dalam pedoman hidup kita, atau sekedar kata-kata hikmah dalam sebagian besar postingannya. Tidak hanya berteman dengan beliau, sang isteri juga meng-add saya sebagai temannya. Alhasil, saya tidak lah mengenal mereka secara langsung namun tetap terhubung dalam satu akun social dunia maya. Singkat kata, saya benar-benar memiliki rekan-rekan FB dari beragam generasi.
Baru kali ini saya merasa berduka
dengan rekan dunia maya seperti halnya berduka atas orang yang saya kenal di
dunia nyata. Hal yang menyadarkan saya bahwa tulisan atau hal apapun yang ada
di dunia maya sama berartinya dengan apa-apa yang terjadi di dunia nyata. Ketika
menulis sesuatu dengan baik entah itu berupa nasihat, kutipan ayat suci, atau
bahkan pernyataan-pernyataan menenangkan, lebih banyak dikenang seseorang
sebagai pelajaran yang berharga daripada hal-hal lain yang menyakitkan dan
tidak membangun pembaca sama sekali. Hingga akhirnya, tulisan bersifat hujatan,
caci maki, galau, adu domba, semuanya itu tidak lah berarti apa-apa. Benar lah
dulu guru saya mengajarkan kurang lebih demikian:
“ketika anak adam meninggal dunia, putuslah segala amalannya kecuali tiga perkara: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh(ah)”
Akhir kata, dari beliau saya
belajar dan benar-benar sadar bahwa menuliskan sesuatu yang baik dapat
mendorong banyak orang/pembaca ikut belajar atas apa yang disampaikan, terlebih
untuk mengenal agamanya dengan lebih baik. Terbukti, banyak ucapan bela sungkawa yang ditujukan untuk beliau meskipun mereka tak pernah bertemu secara langsung di dunia nyata, turut merasa banyak belajar atas status-staus yang beliau buat selama ini. Bahkan seseorang melaporkan bahwa beliau telah meng-submit tulisan yang berhubungan dengan kematian untuk sebuah majalah (entah itu majalah sekolah beliau mengajar, atau majalah mingguan tertentu) sebelum "kepulangannya", dan tulisan itu siap di-publish minggu depan. Semoga apa-apa yang beliau tulis
dapat menjadi ilmu yang bermanfaat yang terus mengalirkan pahala selamanya. Selamat jalan Bapak, semoga Allah
mengampuni dosa-dosa yang ada, dan menjadikan keluarga Bapak bersabar atas “kepulangan”
Bapak.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)