24/03/2017

Reading slump

Kalau ditanya apakah saya bosan makan nasi? Mungkin kalau tiap hari makannya nasi putih saja pasti bosan karena rasanya yang tawar. Iya, kalau dikunyah memang rasanya manis, tapi saya gagal menemukan rasa asin atau rasa pedas pada nasi tersebut. Tapi... tentu saja saya belum bosan makan nasi dengan lauk, apalagi lauknya berbeda-beda tiap hari. Jadi saya belum bisa beralih pada makanan pokok lain seperti roti, umbi-umbian macam kentang, ‘mbote’ (maaf saya tidak tahu bahasa Indonesia-nya), sagu, jagung, dan beberapa jenis hasil alam yang bisa dikatakan sumber karbohidrat lain. Teman saya bilang, saya itu ‘semego’, orang yang menganggap belum makan kalau tidak makan nasi. Padahal ya, tentu saja saya bisa bosan juga kalau hanya makan nasi tanpa lauk, apalagi terus menerus. Lha apa hubungannya nasi dengan reading slump? Tidak ada sih :D

Sebenarnya apa sih reading slump itu?

sumber
Menurut urban dictionary, reading slump kurang lebih diartikan suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk membaca buku apapun. Padahal dalam kondisi normal, orang tersebut sangat senang membaca buku. 

Kalau ditanya apakah saya pernah mengalami reading slump? maka saya merasa kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini. Kalau menghentikan bacaan di bagian tertentu karena tidak suka, tentu saja pernah. Ingin membanting buku karena kesal juga pernah. Dikecewakan oleh buku berlabel book seller juga sudah pernah. Apalagi merasa putus asa dan beranggapan bahwa buku yang ada tidak cukup menjawab apa yang ingin saya cari. Namun untuk benar-benar berhenti membaca sepertinya... tidak. Mungkin karena pada dasarnya saya bukan bookaholic yang setiap ada kesempatan pasti akan baca buku, apalagi di keramaian. Tentunya saya lebih memilih melihat orang yang berlalu-lalang, mengamati benda-benda yang ada, dan memperhatikan detil di sekitar saya. Jadi saya bukanlah orang yang terlalu bookworm bila dibandingkan para pembaca lain; para book blogger misalnya. Saya hanya membaca buku bila saya merasa penasaran saja. Ups, kalau ada ‘perintah’ juga tentunya hehehe…

Kembali pada masalah reading slump. Salah seorang teman IG saya mengikuti giveaway yang pertanyaannya bagaimana mengatasi reading slump? Ada beberapa jawaban yang ditawarkan oleh teman saya. Yang pertama adalah dengan cara berkunjung ke akun-akun bookstagram dan mengamati buku-buku yang lagi happening saat ini. Menurutnya, foto-foto yang cantik dan disertai caption tentang kelebihan buku tersebut mampu membuatnya kembali tertarik pada buku. Minimal pada buku yang diulas. Kedua, mengikuti kegiatan giveaway menurutnya juga termasuk berhasil membuatnya kembali berkeinginan membaca. Terlebih setelah mendapat hadiah, hati akan merasa senang dan merasa perlu menamatkan buku tersebut. Mungkin, ini dikarenakan beberapa pemberi hadiah perlu mengetahui hasil review buku yang diberikan, atau sekedar ingin mengetahui apakah hadiah yang diberikan cocok untuk pembaca tertentu. Nah, lama-lama teman saya ini kembali menyukai kegiatan membaca buku lagi. Apalagi setelah bertemu dengan pembaca-pembaca yang saling memotivasi.

Cerita tersebut merupakan salah satu pengalaman mengatasi reading slump. Mungkin akan ada cara yang lain, tergantung dari tiap-tiap pembaca. Bisa jadi disebabkan karena bosan, membaca buku dari genre yang sama terus menerus, repetisi, atau bahkan sampai hafal mati pola yang ingin disampaikan para penulisnya. Bisa juga genre buku yang selama ini dibaca bersifat terlalu berat hingga memerlukan bacaan-bacaan ringan seperti manga dan manhwa tertentu, rasanya cocok untuk refreshing. Ingin ganti susana, mencoba genre lain rasanya patut dicoba juga bukan?

Menurut saya, ya menjauh saja dari buku-buku. Tidur, olah raga, dan segala hal selain membaca bisa dilakukan. Apalagi teruntuk pembaca yang memilih bacaan sebagai hiburan, bila merasa jenuh dan lelah mengapa tidak memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu?


NB:
saya menemukan beberapa link untuk mengatasi reading slump, barangkali bisa dicoba:
https://www.bustle.com/articles/148413-10-ways-to-snap-out-of-a-reading-slump
https://www.bookish.com/articles/how-to-break-out-of-a-reading-slump/



4 comments:

  1. Cara ku untuk menhalau reading slump adalah beristirahat dan mengobrol dengan orang lain. Biasanya cara itu manjur untukku. Sementara berselancar di IG melihat foto buku-buku cantik hanya sebagai pengingat bahwa kemampuan fotografiku belum seberapa :D hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah iya...bisa juga itu mengobrol. Jadi teralihkan ya... Wkwk..wah paham banget bagian itu. Pasti mereka juga gak sekali jepret. Perlu sortir dan atur properti berkali-kali. Apalagi, gak jarang mereka pake kamera 'beneran' XD

      Delete
  2. Asyik blognya Alfath sudah mulai diisi lagi
    Kayaknya alfath sudah menemukan niche untuk blognya, yaitu tentang buku.
    Yuk terus semangat nulis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin karena hampir setahun tulisannya berkaitan dengan buku, jadinya Anis bilang ini blog yang niche nya tentang buku. Sebenarnya tujuan awal dibuat blog ini bukan dikhususkan satu topik, tapi gado-gado. Semacam kalau misal saya punya sesuatu yang nyeleneh, saya tulis dan kapan-kapan dinilai lagi apakah kepahaman yang ditulis itu benar atau tidak. Ada pengajar yang bilang, "menulislah untuk memeriksa pemahamanmu". Blog ini tidak dikhususkan untuk bahas buku saja. Kalau bahas buku saja, blog ini sudah tadaftarin ke BBI hehehe..dan tentu saja sesuai persyaratan harus hapus konten non buku. Itu malah enggak sesuai tujuan awal kan? :)

      Delete

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)