23/05/2015

Raja jalanan



http://www.mrwallpaper.com/wallpapers/sunshine-forest-road

Tidak hanya hutan rimba yang mempunyai hukum, siapa yang kuat dia yang menang. Jalanan atau biasa dikenal dengan jalan raya pun mempunyai ‘hukum’ sendiri. Meskipun secara resmi kepolisian telah menelurkan tata tertib berlalu lintas di seluruh wilayah nusantara, istilah ‘peraturan dibuat untuk dilanggar’ nampaknya juga berlaku di jalanan. Kecepatan tinggi, menggunakan jalan dua arah untuk satu arah saja, salip kiri, bahkan melintasi trotoar, merupakan hal yang wajar dalam hukum jalanan. Tak pelak, sensasi adrenalin terpompa tak hanya didapat ketika menaiki roller coaster semata, di jalanan pun ada.

Sebagai pengemudi dan penumpang suatu kendaraan, bukan hal yang aneh jika ingin mengerahkan segala doa dan kemampuan mengemudikan kendaraan agar tiba di tempat tujuan dengan segera (dan selamat). Sehingga, baik itu kendaraan roda dua atau lebih, jika si pengemudi terpacu keinginannya untuk menjadi ‘raja jalanan’, segala cara akan dia tempuh untuk dapat menempati celah kosong demi mencapai baris terdepan di jalanan. Bahkan untuk para pengemudi yang sering berlalu lalang di daerah tertentu, mereka dengan mudah mengenali siapa saja yang lihai dalam memutar kemudi di jalanan.


Hal menarik lain yang juga diketahui sesama pengendara adalah ukuran tiap kendaraan mencerminkan ‘kekuatan’ di jalanan. Sepeda motor akan terlihat begitu kerdil bila dibandingkan dengan truk trailer atau bus. Demikian juga dengan kecepatan yang mampu dicapai oleh kendaraan-kendaraan tersebut jelas berbeda. Dengan demikian, kendaraan beroda lebih dari dua dianggap perlu mengalah demi kendaraan beroda dua dan tak bermesin. Namun sayangnya, dengan kondisi demikian para pengendara sepeda motor memanfaatkan momen ini untuk saling bersaing dengan sesama pengendara motor lainnya mendahului kendaraan beroda lebih dari dua. Andai para pengemudi kendaraan ini berbicara, pengemudi sepeda motor mungkin akan berujar “aku duluan ya mobil… karena aku kecil” dan mobil menanggapi, “wah benar kamu kecil, tapi… kalau jumlahmu ada sepuluh dan kalian bersama-sama mendahuluiku terus menerus, aku kapan bergeraknya?” , belum lagi percakapan lain pengendara truk besar, atau bus yang ‘badan’nya ga bisa dikatakan kecil itu, “iki cilik-cilik nempel-nempel nang ngarep ga gelem minggir.. ta’ dudul kon ngko” 

Tentu saja saya tidak tahu apa-apa yang dipikirkan para pengemudi tersebut selama perjalanan. Hanya saja tanpa sengaja telinga saya sering mendengar gerutuan beberapa pengemudi, menjadikan saya sedikit mengerti bagaimana rasanya duduk di tempat dia. Bukan hal yang mudah ketika pengemudi berupaya mengendalikan haluan, mengatur kecepatan, sekaligus melindungi penumpang dari kecelakaan. Namun rupa-rupanya kita perlu sadar diri secara terus menerus ketika berkendara. Misal, kita perlu memahami untuk tidak perlu menyalip dari arah kiri ketika mobil menyalakan lampu belok kiri tapi berjalan lambat. Itu tandanya dia sedang mengatur ‘badan’ nya berbelok, mengambil haluan yang lebar – seperti halnya truk gandeng yang akan berbelok – sehingga bagian belakang kendaraan tersebut tidak menabrak apa-apa yang ada di sebelah nya. Hal lain yang perlu diingat juga adalah ketika berada di dekat kendaraan besar. Terlindas, tersrempet, adalah dua hal yang dimaklumi polisi ketika pengendara motor menjadi korban kendaraan besar karena pengemudi kendaraan besar tersebut mengungkapkan alasan klasik, “Tidak kelihatan”. 

Percayalah bahwa ‘hukum jalanan’ itu ada. Jikalau berkendara dalam kota masih dipusingkan oleh polisi lalu lintas, maka lihatlah para pengemudi kendaraan antar kota yang lihai mencari cara menaklukkan jalanan. Jika perlu, ambil kursi penumpang terdepan untuk menikmati sensasi deg-deg an bila menaiki bus-bus dengan pengemudi bernyali besar. 

Semakin besar kendaraan, semakin dituntut pengemudi kendaraan tersebut untuk bersikap bijak. Tentu saja, karena kendaraan besar memerlukan tanggungjawab yang besar untuk mengendalikan kecepatannya. Coba kalau tidak bijak, tengok saja ABG yang balas ngebut ketika dia disalip oleh pengendara lain.- kata
seorang instruktur mengemudi di kota Sidoarjo


2 comments:

  1. cie yang lagi belajar nyetir mobil...;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan, adikku. aku cuma ngobrol sama instruktur :D

      Delete

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)