06/07/2014

Tiga hari lagi



Beberapa hari lagi pemilihan presiden RI akan diselenggarakan. Setelah mengakui keberadaan Golput yang nyata kebenarannya, maka kali ini kita akan sedikit menyinggung para anggota Komisi Pemilihan Umum yang telah berusah payah menekan angka Golputers (sebutan warga yang Golput versi saya).

Meskipun tidak banyak yang saya perhatikan – saya tidak terlalu larut mengikuti berita yang semakin bias – paling tidak… ada satu upaya KPU yang paling mencolok yaitu adanya penyelenggaraan acara debat capres-cawapres 2014. Menurut saya, acara ini bisa menjadi upaya KPU menekan angka golput tahun ini melalui “pengembalikan minat rakyat atas kecakapan kandidat”. Paling tidak… kita bisa melihat para kandidat tersebut berkomunikasi menyampaikan ide dan gagasannya di depan publik. Paling tidak… kita bisa melihat bagaimana beliau-beliau tersebut akan tampil di depan perwakilan Negara lain suatu saat nanti. Paling tidak… kita pernah mendengar “cita-cita” logis para kandidat sebelum akhirnya kita berharap bahwa apa yang dikatakan beliau-beliau itu bukan sekedar menarik hati rakyat saat kampanye, tetapi tetap menarik dan terwujud sampai waktu selesai masa jabatan nanti. Paling tidak… kita telah menjadi saksi dari apa-apa yang pernah kita dengarkan bersama dari “janji-janji” beliau sehingga kita bisa mengungkit kembali ingatan itu suatu ketika dengan kekuatan media yang sudah tentu sangat mengerikan saat ini. Paling tidak… para kandidat presiden-cawapres kita… tidak kalah dengan ajang kontes kecantikan yang melibatkan interaksi menjawab pertanyaan yang diajukan juri saat mereka memasuki 5 besar.

Akan tetapi, sepertinya para Golputers tidak begitu saja percaya atas hasil debat yang ada. Salah satu alasan yang saya ketahui mungkin masalah kepercayaan. Rasa takut untuk dikecewakan kemudian hari tentu masih ada. Tidak mengikuti “permainan” pilih memilih pemimpin pun dianggap wajar oleh mereka karena hanya semacam penggunaan hak, bukan sebagai kewajiban. Namun perlu diketahui bahwa jika ada sejuta warga penduduk pemilih aktif dan setengahnya adalah golput, maka siapapun calon pemimpin yang terpilih dari setengah jumlah penduduk tersebut tetap menjadi pemimpin yang sah tanpa memperdulikan golputers. Nah dengan demikian, jika suatu saat nanti ada kebijakan yang tidak berkenan dari pemimpin yang terpilih, apakah para Golputers ini tetap diam saja tanpa berkomentar? Dengan kata lain, masih berhak-kah mereka berkomentar? 

Akhir kata, bagi saya, tetap menggunakan hak pilih atau menjadi golput merupakan hak bagi tiap-tiap  individu. Asal tiap orang menghargai dan sadar diri atas apa yang terucap ataupun terketik untuk orang yang lain, saya rasa kita tidak perlu terlibat drama kehidupan yang menghapuskan amal kebaikan dalam hidup ini. Kita tidak lama tinggal di dunia ini, tak perlu lah menggunakan waktu yang sedikit ini untuk sekedar saling membunuh. Selamat menyambut pemilihan presiden dan wakil presiden 2014.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)