Selamat malam teman, kali ini tetiba saya ingat istilah
silent reader. Silent reader biasa digunakan warga blog untuk menyebut
pengunjung yang sekedar membaca tulisan dalam blog tanpa meninggalkan jejak
berupa komentar. Pengunjung blog seperti ini pasti ada di setiap blog atau
website yang mempunyai kolom komentar atau tidak. Meskipun pemilik suatu blog sudah
sangat ramah (menulis himbauan pengunjung untuk meninggalkan jejak), kebanyakan
pengunjung tidak melakukannya. Bisa saja karena setelah setengah jalan membaca
tulisan, pengunjung beralih mencari tulisan yang lain dan tak lupa menutup
tanda close di ujung jendela. Atau bahkan, mereka tidak punya kata-kata yang
ingin dituliskan, contohnya saya. Saya sering menjadi silent reader blog-blog
atau website yang kaya informasi. Hihihi,,, ya memang pengen baca aja. Namun tentu
saja, meskipun saya menjadi silent reader, tulisan yang saya baca pasti membawa
pengaruh bagi saya.
Sayangnya, meskipun para silent reader ini tidak
meninggalkan jejaknya di kolom komentar, mereka tetap terdeteksi oleh statistik
pengunjung blog/website. Bahkan, meskipun pendeteksi salah mengenali spam atau pengunjung
bukan manusia (baca: robot), silent reader bisa juga ditemui penulis blog
tersebut di tempat nyata. Misal, ketika seseorang menulis suatu topik (entah
itu sangat penting, atau cuma cerita ga penting sehari-hari), kawan-kawan penulis
yang tidak sengaja membaca tulisan tersebut akan berkomentar membahas topik
yang ada. Hehe.. kadang kala silent
reader tidak sepenuhnya benar-benar diam. Coba saja bikin satu artikel di blog
dan tunggu salah satu/segerombol teman akan berkomentar secara lisan/di luar
kolom komentar. :D
Nah, selanjutnya mari kita melompat ke arah lain. Jikalau selama
ini ketika beban begitu terasa berat, doa-doa yang sepertinya belum terkabul,
merasa tak ada yang memperhatikan, hidup seperti tak berguna, dsb…. Jangan-jangan
kita terlalu menganggap dunia ini isinya cuma kita sendiri. Pun jikalau memang
menyadari bahwa memang ada penghuni lain di dunia ini tapi beban hidup masih terasa berat, itu seperti halnya kita
mengakui “blog” kita hanya dikunjungi oleh berjuta “silent reader” saja.
Padahal, mungkin saja para “silent
reader” kehidupan itu sebenarnya peduli pada kita tanpa perlu berkomentar di “kolom
komentar”. Jika para silent reader dari blog kita bisa saja menyapa dan
berkomentar atas tulisan kita di luar kotak komentar, tak menutup kemungkinan
bahwa di sekeliling terdapat banyak teman dan kerabat yang tak terdeteksi ketika
mendoakan kita, mendukung kita lewat gurauan dan humornya, kecerewetannya, atau
bahkan kemudahan-kemudahan yang sebenarnya terlihat jelas tetapi gagal untuk dipahami
indera kita – dari Dzat yang menciptakan mereka semua.
Akhir kata, saya ga keberatan “blog” saya dikunjungi oleh
para silent reader. Bahkan, saya berterima kasih karena mereka telah mampir J
kalo saya trmasuk pembaca yg suka tinggalkan jejak..
ReplyDeleteKdang di dunia nyata bentuk perhatian tak hrus melalui ungkapan
wah senang sekali sudah meninggalkan jejak di sini :)
Deletehehe iya.. lebih ke tindakan