18/02/2013

Kalau marah ...

Marah merupakan salah satu emosi yang tidak bisa dihindari manusia. Umumnya kata emosi langsung dikaitkan dengan kata marah, meskipun sebenarnya tidak demikian. Bahkan sehari-hari saya lebih sering mendengar, "Jangan emosi dulu!" ketika mendengar seseorang berkata kepada lawan bicara yang menunjukkan tanda-tanda akan marah. Hanya segelintir orang yang sangat pawai mengendalikan marahnya. Namun sebagai muslim, mari kita intip beberapa ayat berikut sehingga kita bisa 'menyambut' rasa marah ketika ia datang. [Asy Syuura: 36 - 40]




36. Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.
37. dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.
38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
39. dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.
40. dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik[1345] Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.

[1345] Yang dimaksud berbuat baik di sini ialah berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya.

Seringkali hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan membuat kita merasa kesal dan marah. Ketika melihat sesuatu tidak pada semestinya, baik apa yang kita lakukan sendiri ataupun orang-orang lakukan terhadap kita. Lelah kadangkala menjadi kambing hitam atas wujud rasa ketidakterwujudan terhadap apa yang direncanakan atau bahkan atas sesuatu yang telah ditetapkan. Perkelahian, caci maki, balas dendam, adalah hal-hal yang biasa dilakukan untuk mengekspresikan kekesalan yang ada. Islam membolehkan membalas perbuatan buruk orang lain pada kita dengan perbuatan serupa: nyawa dengan nyawa, tamparan dengan tamparan, bahkan mempertahankan diri ketika di serang. Memang berat membalas 'ketidaksesuaian' orang lain kepada kita dengan perbuatan baik. Namun, bukankah janji Allah dan kehidupan yang akan datang itu lebih baik daripada sekarang? Jika kenyataan tak sesuai harapan, ketika yang dialami diluar bayangan, tidak perlu marah meluap-luap, cukup berserah dan mengucap "Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Dulu, ucapan ini sangat mendarah daging diucapkan ketika saya mendengar berita kematian. Namun sebenarnya, ucapan ini diucapkan kapan pun ketika merasa bahwa segala sesuatu yang ada di luar kuasa kita. Hingga sampai saat ini pun, saya masih belajar untuk dapat menerapkan ayat ini. Mari belajar.. 




No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)