10/12/2011

Overload

Pernah merasa jenuh? buntu? penuh? bahkan overload? [wah istilah apaan nih :D] Apa yang biasanya pembaca lakukan utk mengatasi hal2 tersebut? Pasti ntar jawabannya: tergantung orangnya sih, biasanya mau ngapain. [O-o-o!! nih jawaban ga ngebantu banget ya]

Jawaban yg paling aman dan sehat adalah mengingat zat yang paling sempurna dan Maha segalanya. Ini biasanya bisa dilakukan dengan cara berdzikir, sholat, mengaji, dan sederet tindakan ibadah lainnya. Dari segi muamalah, membantu orang lain walau terlihat sepele, cukup 'menyelamatkan' rasa bahwa diri ini berada dalam kondisi yang amat menyedihkan. Dengan demikian, dengan melihat orang lain, referensi tentang kehidupan akan semakin bertambah. Namun, saya juga belum menemukan pada level mana saya tidak perlu memperhatikan orang lain dalam hidup ini pada suatu waktu tertentu. Suatu kondisi dimana kegiatan terlalu mengamati orang lain bisa mempengaruhi 'kestabilan diri sendiri'.

Beberapa kegiatan lain bisa juga dilakukan teman-teman dan kadang saya juga melakukannya. Kegiatan-kegiatan tersebut terbagi atas 3 kategori, yang pertama mencari perhatian orang lain untuk membantu mengatasi polemik yang ada [waduh bahasae]. Ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan berbagai jawaban subjective dari seseorang atau lebih; istilah umumnya adalah curhat. Melalui sahabat/teman dekat, curhat biasanya dilakukan. Kekurangan dari cara ini adalah akan terjadi 'pemenuhan jawaban individu lain dalam otak kita' karena semakin banyak orang yang dicurhati semakin banyak tanggapan subjective yang diterima semakin perlu memfilter kembali jawaban-jawaban yang ada. Cara kedua adalah mengalihkan perhatian dari problem yang dihadapi, biasanya untuk me-refresh atau bahkan mengabaikan sejenak kesulitan yang sedang dihadapi. Beberapa contohnya adalah melihat film, bermain game, memasak, makan, berkebun (lho??...). Jujur saja, untuk melihat film resikonya adalah terbawa suasana genre yang dilihat. Kalau melihat film sedih maka bisa-bisa menangis karena kasihan, kadang juga 'memirip-miripkan' peran di film dengan masa lalu atau hal-hal yang menimpa diri sendiri. Kalau lihat film sekelas 'final destination' sendirian di malam hari bisa-bisa paranoid alias menjadi 'waspada' secara berlebihan waktu ada benda-benda jatuh atau mendengar desiran angin; seolah-olah kelima indera menjadi sangat peka. Bahkan, film science fiction pun juga punya andil dalam memupuk si imajinasi, sampai-sampai si realita sedikit terabaikan sejenak he3. Cara ketiga adalah berdamai dengan diri sendiri. Contohnya berbicara dengan diri sendiri, tidur, dan 'ngadem' sendirian (salah satu cara yang paling ekstrim adalah tidak ingin menghubungi siapa-siapa). Namun cara ketiga ini bukan tanpa resiko. Seringkali, saking asyiknya 'ngadem' sendirian, bisa-bisa dimarahin banyak orang karena 'menghilang' dari peredaran [kalau ada yang nyariin maksudnya, kalau enggak... sepertinya aman-aman saja]. Saya merekomendasikan pembaca untuk menggunakan cara ketiga ini sedikit saja, jangan banyak2 ntar dicariin orang karena terlalu asyik dengan dunia yang isinya diri sendiri hehe..[gaya menasehati padahal masih sering dilakukan, belajar untuk menjadi tidak introvert itu tidak mudah -,-']

Nah, setiap orang pasti punya salah satu kategori yang mendominasi dalam hidupnya ketika menghadapi masa-masa sulit. Idealnya, tidak terlalu mengumbar masalah atau bahkan terlalu menyimpan masalah dalam diri sendiri. Itu idealnya... karena hidup ini terlalu luas untuk diisi sindirian saja. Yah, itu idealnya.. meskipun terlalu banyak kenyataan yang tidak seideal harapan. Paling tidak, menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang benar-benar sendirian di muka bumi ini perlu dipegang sampai kapanpun, menyadari masih ada keluarga dan orang-orang terdekat yang perlu juga diperhatikan dan tidak diabaikan meskipun ada masalah, sepertinya, itu adalah saran yang membuat hidup mendekati ideal ketika diri sendiri sedang mempunyai kesulitan. Jadi, ketika bosan, jenuh, overload, dan segala istilah 'mengganggu' lainnya hadir, akui saja mereka ada dan pilihlah cara yang se-ideal mungkin untuk 'stabil' dan kembali dalam rutinitas yang ada.

2 comments:

  1. Aku pernah nonton film insidious, dan setelah itu susah tidur gara-gara kepikiran tentang astral projection. "Jangan-jangan pas tidur aku secara tidak sadar melakukan astral projection dan disekap sama makhluk ghaib. Trus gak bisa kuliah lagi, gak bisa balik ke Indonesia, dst..." :D

    ReplyDelete

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)