01/10/2011

Bahasa Inggris

Teman, belajar bahasa Inggris itu perlu. Di samping itu, belajar budaya juga sangat perlu. Paling tidak, untuk siapa saja yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri/suatu negara tertentu.  Mungkin akan ada yang berpendapat, “ah namanya juga bahasa Inggris, paling intinya sama”. Ya, memang ada benarnya. Namun, bahasa Inggris itu erat kaitannya dengan budaya suatu negara tertentu. Bagaimana seseorang mengucapkan suatu vocab tertentu di suatu negara bisa sangat berbeda dengan pengucapan yang kita dengar dari film-film berbahasa Inggris. Berikut adalah tiga vocabs yang diperoleh dari hasil pengamatan dan menjadi telah menjadi budaya warga setempat dalam kehidupan sehari-hari.

  • Kalau mau bertanya tentang sesuatu, meminta tolong, permisi karena akan melewati jalan yang dihalangi seseorang/lebih, kata Excuse me menjadi wajib untuk diucapkan dalam kondisi semacam ini.
  • Thank you menjadi kata penting lain untuk penghargaan terhadap kesempatan yang diberikan, bantuan,  atau saat keluar dari bus.
  • Untuk orang yang baru beradaptasi atas aksen bahasa suatu negara, fungsi pendengaran masih berada di level low. Alhasil, ketika meminta kesediaan lawan bicara mengulang pernyataan yang disampaikan, kata Sorry atau pardon menjadi penting untuk diucapkan.

Kemudian, hal yang membahagiakan dalam berkomunikasi adalah antara dua pembicara atau lebih mengerti apa yang dibicarakan. Ga jarang lho kalau sudah ngomong, susunan S-P-O-K dalam pembicaraan  ga beraturan : D grammer menguap, pronounciation ajur dan sebagainya, maklum English nya pas-pas an. Namun yang menarik adalah sehancur-hancurnya pronounciation, dia akan membaik dengan semestinya (sesuai dengan negara tertentu). Bagaimana membaik nya? Coba ajak bicara native speaker. Ketika dia bertanya tentang suatu term yang dia tidak mengerti, ada kemungkinan kita perlu memberi tambahan informasi pada term tersebut, dan ada kemungkinan kalau pengucapan kita tidak sesuai dengan bagaimana dia mengucapkan term tersebut. Jadi, belajar dari kesalahan itu perlu hehehe.

Ada perbedaan juga ketika berkomunikasi antara warga sini dengan warga di negara asal. Di sini, setelah mengamati mereka bercakap-cakap. Selama percakapan terjadi, kedua orang sama-sama talk active. Maksudnya, jika satu orang berbicara atau bercerita tentang kondisi hari ini yang cerah, maka lawan bicaranya akan merespon dengan kata-kata “absolutly”,” wow”, “yeah”, “yup”, “ right”, “great”, “wonderful”,etc (menyela; bukan di akhir pembicaraan si pembicara awal). Sedangkan di negara asal, jika ada dua orang saling berkomunikasi, pembicara kedua akan merespon setalah pembicara satu menyesaikan apa yang ingin diutarakan.

Hal lain yang menarik adalah beberapa kata dalam bahasa Inggris waktu diajarkan di sekolah dikaitkan dengan penggunaannya di luar negeri. Tidak selalu respon yang diterima setelah mengucapkan “thank you” adalah “you are welcome”. Beberapa orang mengatakan “It’s Okay”, “ Never mind”, “No matter” atau bahkan “Good night” (seusai mengucapkan terimakasih pada sopir bus di malam hari). Kemudian kata lain adalah “How are you?”, maka respon yang tercetak di text book q waktu sekolah dasar adalah “I’m fine, thank you”. Kita bisa menerima jawaban, “good”, “I’m not good now”, “very well”, dan bisa juga mendapat respon deskripsi narasi sesuai dengan kondisi lawan bicara saat itu.

Oke, demikian cerita tentang penggunaan bahasa Inggris oleh orang yang pas-pas an bahasa nya. Sampai ketemu cerita selanjutnya.

2 comments:

  1. Belajar bahasa tidak bisa dilepaskan dari permsalahan kultur, karena bahasa berkembang dalam suatu kultur masyarakat.

    Sip... keep posting this topic... it's pretty interesting for me... :D

    ReplyDelete
  2. @fav he3 topic ttg culture ya? ya mdh2 an bisa tertangkap lagi kesan2 yg lainx shg bs d share di blog he3. Thanks.

    ReplyDelete

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)